Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/01/2023, 05:15 WIB
|
Editor Wisnubrata

Bahkan jika agorafobia cukup parah, penderitanya bisa tidak mau meninggalkan rumah, mengunjungi keluarga dan teman, pergi ke sekolah atau bekerja, dan melakukan aktivitas sehari-hari lainnya.

Jantz pun menambahkan, mereka yang mengalami kondisi ini juga kerap berpikir kalau ketakutannya hanya ada dalam bayangan saja, membuat rasa malu pun timbul.

“Namun meskipun ketakutan itu tidak ada hubungannya dengan kenyataan, bukan berarti kecemasan itu tidak nyata,. Tubuh kita bereaksi terhadap hal-hal fisiologis yang terjadi,” ujar Jantz, sebagaimana dikutip dari Healthline.

Baca juga: 7 Pengakuan Mengejutkan Pangeran Harry dan Meghan Markle di Dokumenter Netflix

Penyebab seseorang mengalami agoraphobia

Dilansir dari Healthline, hingga kini para peneliti masih mencoba mencari tahu penyebab seseoprang dapat menderita agoraphobia, meski diyakini genetika dan keturunan bisa menjadi penyebabnya.

Selain itu, beberapa faktor berikut bisa meningkatkan risiko agoraphobia:

  • Memiliki gangguan panik atau fobia
  • Mengalami peristiwa traumatis yang penuh tekanan
  • Memiliki kepribadian mudah gugup atau cemas
  • Memiliki kerabat dekat dengan agorafobia

Lalu, Jantz pun menduga bahwa kemungkinan ada peningkatan agorafobia pasca-Covid, yang memaksa semua orang untuk berdiam diri di rumah.

Apalagi menurut WHO, Covid-19 memicu peningkatan kecemasan dan depresi sebesar 25 persen di seluruh belahan dunia.

Kendati demikian, masih belum jelas apakah ada peningkatan agorafobia saat Covid-19, karena menghindari ruang publik mungkin merupakan respons alami untuk mencegah diri tertular virus.

Pengobatan agorafobia

Menurut Jantz, penting bagi kita untuk menentukan apa ada hal lain yang mengakibatkan rasa kecemasan sebelum memutuskan untuk berobat.

Pengobatan untuk agarofobia sendiri biasanya melibatkan terapi bicara, seperti cognitive behavioral therapy (CBT) atau dialectical behavioral therapy (DBT).

Terapi ini akan membantu penderitanya memahami apa yang membuat dirinya mengalami panic attack, dan memberi cara agar mereka bisa mengatasinya.

Lalu bagi penderita agoraphobia yang tidak ingin meninggalkan tempat tinggalnya, beberapa terapis menawarkan sesi terapi via video atau telepon.

Selain itu, pengobatan dengan pemberian obat seperti antidepresan atau obat anti kecemasan pun bisa dilakukan.

Baca juga: 8 Pengakuan Pangeran Harry tentang Kate Middleton di Memoarnya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:
Sumber Healthline
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com