Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/01/2023, 17:16 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Peningkatan kasus campak yang terjadi di beberapa daerah kembali membuat para orangtua khawatir.

Kementeriaan Kesehatan mencatat ada 53 Kejadian Luar Biasa (KLB) campak di 34 kabupaten/kota di 12 provinsi seluruh Indonesia.

Kemunculan kembali penyakit ini diduga karena rendahnya imuninasi campak selama pandemi Covid-19 yang lalu.

Baca juga: Kasus Campak Meningkat, Kemenkes: Ada 53 KLB Campak di 12 Provinsi

Biasanya setiap anak mendapatkan perlindungan optimal dengan vaksinasi sehingga campak jarang dijumpai selama beberapa tahun belakangan.

Fakta campak yang perlu dipahami orangtua

Minimnya kasus campak yang terjadi selama beberapa waktu membuat wawasan publik soal penyakit ini juga sangat terbatas.

Banyak pula yang menyamakannya campak dengan roseola, infeksi virus ringan tanpa komplikasi namun menular.

Padahal campak jauh lebih berbahaya karena risiko komplikasi pada penderitanya termasuk pneumonia, gangguan pendengaran, dll.

Baca juga: Apakah Penyakit Campak Berbahaya? Kenali Komplikasinya Berikut ini…

Agar para orangtua bisa melindungi buah hatinya dengan maksimal, ada baiknya mengetahui beberapa fakta berikut ini.

Apa itu campak?

Ilustrasi campak, demam campak, ciri-ciri demam campak, demam gejala campak, penanganan campak pada anak. Shutterstock/Prostock-studio Ilustrasi campak, demam campak, ciri-ciri demam campak, demam gejala campak, penanganan campak pada anak.
Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus sehingga memicu masalah pernapasa akut yang memicu gejala seperti ruam, demam tinggi dan batuk.

Keluhan tersebut mungkin tergolong biasa bagi anak-anak namun campak sama sekali tidak boleh diremehkan.

"Campak adalah penyakit berbahaya yang memiliki kapasitas untuk menyebabkan pneumonia, infeksi otak dan dapat menghapus aspek sistem kekebalan tubuh seseorang," kata Dr. Amesh Adalja, pakar medis senior di Johns Hopkins Center for Health Security, AS.

Baca juga: Lebih dari 80 Anak Ohio Terinfeksi Wabah Campak, Sebagian Besar Tidak Divaksinasi

Lebih khusus lagi, infeksi campak dapat merusak sistem kekebalan tubuh seseorang dengan memusnahkan hingga 73 persen antibodi yang sudah ada sebelumnya untuk penyakit lain, termasuk influenza.

"Virus ini juga sangat menular - bahkan lebih menular daripada COVID," kata Dr. Thomas Russo, kepala penyakit menular di University at Buffalo di New York.

Danelle Fisher, ketua pediatri di California's Providence Saint John's Health Center, mengatakan virus campak masih dapat membuat seseorang sakit hingga dua jam setelah penderitanya meninggalkan ruangan.

"Ini sangat, sangat menular," katanya.

Baca juga: 7 Penyakit dengan Gejala Demam Disertai Bintik Merah Selain Campak

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com