KOMPAS.com - Natto adalah makanan tradisional Jepang yang belakangan sedang digemari.
Sekilas, bentuknya memang kurang menggugah selera karena penampilan yang lengket dengan tekstur licin dan aromanya yang asam.
Jika dimakan dengan sumpit maka akan menampilkan lendir putih panjang, menyerupai benang.
Penyuka natto menyebut rasanya yang unik sebagai keunggulannya selain juga manfaatnya untuk kesehatan.
Baca juga: Viral di TikTok Tren Makan Natto, Kudapan Jepang yang Baunya Tak Sedap
Sebenarnya kita juga punya olahan fermentasi kacang kedelai yang tak kalah lezat dan sudah jauh lebih dulu populer yakni tempe.
Namun manakah yang jauh lebih sehat dan bermanfaat untuk tubuh, natto atau tempe? Simak perbandingannya.
Natto dibuat dengan membungkus kacang kedelai yang telah direbus menggunakan jerami dan membiarkannya berfermentasi selama seharian dalam suhu 30 – 400 C.
Jerami dipakai untuk memberikan jamur Bacillus subtilis natto ke dalam kacang kedelai agar terjadi fermentasi.
Proses ini yang kemudian menghasilkan rasa asam dan aroma amonia yang pekat sehingga beberapa orang kadang tidak tahan.
Rasa unik nato adalah hasil dari branched-chain short fatty acids (BCFAs) atau asam lemak rantai pendek bercabang yang juga terbentuk selama proses fermentasi.
Baca juga: 5 Manfaat Natto untuk Kesehatan, Bisa Bikin Umur Panjang
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.