Sedangkan tempe dibuat dengan proses pencucian kedelai, perendaman dalam air, pengupasan kulit, perebusan, pemberian jamur, pengemasan, dan inkubasi.
Diberikan jamur Rhizopus sp untuk proses fermentasi lalu dikemas dalam plastik berlubang atau daun pisang kemudian diinkubasi atau didiamkan pada suhu 30 ± 2 0C selama 48 jam.
Baca juga: Kandungan Protein dalam Tempe dan Kacang Melebihi Telur
Natto bisa dimakan langsung tanpa perlu dimasak. Biasanya disajikan dengan bahan lainnya seperti mustard Jepang, kecap, atau daun bawang cincang yang bisa menambah kelezatannya.
Aduk terlebih dulu kacang kedelai dengan kuat menggunakan sumpit agar lebih mudah dimakan dan tercampur sempurna.
Ada juga yang mengolah natto sebagai bumbu dalam sup miso, digoreng, dicampur dengan ayam cincang atau dibumbui dengan lobak maupun kecap.
Baca juga: Cara Benar Makan Natto, Aromanya Jadi Tak Menyengat
Sementara itu, masyarakat Indonesia biasanya memasak tempe dengan cara digoreng agar rasanya semakin gurih dan renyah.
Ada yang juga yang dijadikan sayur, digoreng dengan tepung atau dibacem yang rasanya lebih manis.
Dikutip dari Dietela, layanan konsultasi nutrisi online di Indonesia, natto dan tempe memiliki kandungan lemak trans dan kolesterol yang sama.
Kandungan energi, lemak jenuh, protein, dan garam natrium pada dua makanan tradisional ini hampir berimbang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.