KOMPAS.com - Depresi merupakan masalah kesehatan mental yang umum dialami siapa saja dan dapat mempengaruhi perasaan serta pikiran seseorang secara negatif.
Tak jarang, depresi pun membuat seseorang tidak lagi tertarik pada apapun dan merasakan sedih terus menerus.
Namun untungnya, jika depresi belum terlalu parah, teh herbal mungkin dapat membantu meningkatkan mood dan melawan gejala fisik dari depresi karena efek menenangkannya.
Dikutip dari Healthline, manfat teh herbal untuk depresi itu pun telah dibuktikan oleh beberapa studi.
Misalnya saja, sebuah meta analisis yang dilakukan oleh tim peneliti dari Huazhong University of Science and Technology, Wuhan, China pada 2015, yang menemukan bahwa ada korelasi antara konsumsi teh dan menurunnya risiko depresi.
Adapun manfaat meminum teh herbal sendiri adalah:
Karena itulah, meminum teh herbal diyakini dapat membantu meringankan gejala depresi ringan.
Namun perlu diingat, depresi merupakan masalah kesehatan mental serius. Jika depresi mengganggu kehidupan sehari-hari kita, segera hubungi dokter.
Baca juga: Merasa Stres? Konsumsi 10 Jenis Teh Herbal ini
Lalu untuk mengetahui apa saja teh herbal yang dapat digunakan untuk mengurangi gejala depresi, berikut daftarnya.
Chamomile umumnya digunakan sebagai obat herbal untuk kecemasan dan gangguan tidur akibat kecemasan.
The satu ini dikenal karena aromanya yang menenangkan, membuatnya menjadi salah satu teh terpopuler di pasaran.
Sebuah studi yang diterbitkan di PubMed Central pada 2016 pun menyebutkan bahwa pasien penderita generalized anxiety disorder (GAD) menunjukkan penurunan gejala setelah diberikan teh chamomile.
Tentu, masih diperlukan penelitian lebih lanjut terkait hal ini. Namun, studi ini sudah bisa membuktikan adanya korelasi antara chamomile dan berkurangnya stres.
St. John’s wort adalah tanaman obat yang telah lama digunakan untuk mengatasi depresi, kecemasan, dan masalah tidur, meski belum jelas apakah St. John’s wort benar-benar membantu bagi penderita depresi.
Pasalnya, meski sebuah ulasan yang dilakukan pada tahun 2008 menemukan bahwa St. John’s wort sama efektifnya dengan anti depresan untuk depresi, studi lain yang dilakukan pada 2011 menemukan bahwa tidak ada efek signifikan yang ditimbulkan St. John’s wort.