Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontrasepsi Bisa Picu Kemandulan? Ini Penjelasannya

Kompas.com - 19/01/2023, 15:27 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penggunaan KB atau alat kontrasepsi sering membuat banyak wanita merasa khawatir mengenai efek samping yang ditimbulkan.

Selain kemungkinan bertambahnya berat badan, kekhawatiran yang muncul juga berkaitan dengan perubahan kesuburan seperti terjadinya kemandulan.

Lantas, apakah penggunaan alat kontrasepsi bisa menyebabkan kemandulan?

Secara singkat jawabannya adalah tidak.

Menurut ahli kesehatan wanita, Dr Miriam Cremer, MD, menggunakan kontrasepsi hormonal tidak memengaruhi kemampuan kita untuk memiliki bayi di masa depan.

Jadi, mengapa ada mitos tentang alat kontrasepsi yang menyebabkan ketidaksuburan?

Cremer pun membantu menjelaskannya lebih lanjut, sebagaimana dilansir dari laman Cleveland Clinic berikut ini.

Apakah KB dapat memengaruhi kesuburan

Ketidaksuburan atau infertilitas berarti kita telah mencoba untuk hamil selama satu tahun tetapi belum juga hamil.

Namun, bukan berarti kita tidak akan bisa hamil.

Ada banyak penyebab ketidaksuburan, seperti:

• Sindrom ovarium polikistik (PCOS), yaitu ketidakseimbangan hormon yang sering mengganggu ovulasi.

• Fibroid rahim, tumor jinak (non-kanker) yang tumbuh di lapisan rahim.

• Endometriosis, suatu kondisi di mana jaringan rahim tumbuh di luar rahim.

• Jumlah sperma yang rendah, suatu kondisi di mana ejakulasi mengandung lebih sedikit sperma daripada biasanya.

• Masalah kesehatan lainnya, seperti infeksi, tumor, dan penyakit autoimun.

• Ketidaksuburan yang tidak dapat dijelaskan, di mana penyedia layanan kesehatan tidak dapat mengidentifikasi penyebab Anda tidak dapat hamil.

"Saya berbicara dengan banyak orang yang mengkhawatirkan hal ini. Tetapi, kontrasepsi hormonal tidak memengaruhi kesuburan," terang Cremer.

Ada kemungkinan bahwa dengan menggunakan kontrasepsi hormonal dapat menyembunyikan masalah kesehatan lain yang memengaruhi kesuburan, seperti haid yang tidak teratur, serta gejala PCOS dan endometriosis.

Faktanya, KB sering kali merupakan pengobatan untuk masalah-masalah kesehatan tersebut.

Jadi, saat kita menggunakan pil KB (atau koyo atau suntik KB, atau apa pun metode kontrasepsi hormonal pilihan kita), mungkin terlihat seolah-olah semuanya berjalan dengan baik.

Tetapi, kita mungkin tidak tahu apakah haid kita tidak teratur atau apakah kita mengalami nyeri akibat endometriosis sampai berhenti menggunakan kontrasepsi dan mencoba untuk hamil.

Apakah metode KB penting

Kontrasepsi hormonal biasanya mengandung satu atau lebih hormon.

Beberapa metode mengandung estrogen dan progestin, sementara yang lainnya hanya mengandung progestin.

Beberapa di antaranya bekerja dalam jangka pendek, seperti pil KB.

Ada pula yang bersifat jangka panjang, seperti suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), dan implan.

Ada pun pilihan kontrasepsi hormonal meliputi:

• Pil KB (estrogen dan progestin).

• Suntikan KB (hanya progestin).

• Implan (estrogen dan progestin).

• Koyo (estrogen dan progestin).

• Cincin vagina (estrogen dan progestin).

• IUD hormonal (hanya progestin).

Tidak satu pun dari metode-metode kontrasepsi ini yang menyebabkan ketidaksuburan atau berdampak negatif pada kemampuan kita untuk hamil di masa depan.

"Setelah KB keluar dari sistem tubuh, kesuburan kita akan kembali seperti semula," jelasnya.

Berapa lama KB bertahan di dalam tubuh

Setelah melepas KB atau berhenti minum pil KB, diperlukan waktu satu hingga dua minggu untuk hormon KB keluar dari tubuh.

Hal ini berlaku untuk semua jenis kontrasepsi hormonal kecuali suntik KB.

Itu berarti kita bisa hamil beberapa minggu setelah menghentikan metode kontrasepsi ini.

• Suntikan KB dan kesuburan

Dengan suntikan, diperlukan waktu yang cukup lama bagi tubuh untuk mulai berovulasi setelah suntikan terakhir.

"Suntikan ini memberikan dosis besar progestin yang dimaksudkan untuk mencegah kehamilan selama 12 atau 13 minggu," kata Cremer.

"Tetapi, setelah menghentikan suntikan, dibutuhkan waktu mulai dari tiga bulan hingga lebih dari dua tahun agar kesuburan dan ovulasi dapat kembali normal," sambung dia.

Tidak semua orang membutuhkan waktu selama itu, tambahnya, tetapi hal itu mungkin saja terjadi.

• IUD dan kesuburan

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah sebuah alat kecil berbentuk T yang dimasukkan oleh penyedia layanan kesehatan ke dalam rahim.

Alat ini dapat bertahan selama bertahun-tahun dan merupakan bentuk kontrasepsi yang sangat efektif.

Apakah IUD dapat menyebabkan kemandulan?

"Ini adalah hal yang paling dikhawatirkan oleh banyak wanita," ujar Cremer. "

"Namun, selama IUD dipasang dengan benar, seharusnya itu tidak akan menyebabkan masalah kesuburan di kemudian hari," terangnya.

Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, IUD dapat tertanam di dalam jaringan rahim atau bahkan menyebabkan jaringan parut.

Tetapi, meskipun hal ini terjadi dan IUD harus diangkat melalui pembedahan, Cremer mengatakan bahwa hal ini sangat kecil kemungkinannya untuk menyebabkan kemandulan.

Memilih KB dengan tepat

Menurut Cremer, hal yang penting untuk diketahui adalah bahwa ada banyak pilihan KB.

"Kontrasepsi hormonal, khususnya, telah berkembang pesat dalam 20 tahun terakhir."

"Ada sesuatu yang cocok untuk semua orang, apakah kita lebih memilih kontrasepsi hormonal atau non-hormonal," tuturnya.

Apabila kita memiliki pertanyaan tentang KB atau ingin beralih pada mode kehamilan, maka berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan atau dokter juga bisa membantu.

Cara menghentikan KB ketika siap untuk hamil

Jika kita ingin memiliki bayi, tentu saja kita harus berhenti menggunakan kontrasepsi.

Kita tidak perlu melakukan pembersihan alat kontrasepsi khusus dan kita tidak perlu menunggu lama setelah berhenti menggunakan kontrasepsi sebelum mencoba untuk hamil.

Namun ada baiknya jika kita melakukan beberapa langkah dalam mempersiapkan tubuh kita untuk kehamilan.

Hal ini mencakup hal-hal berikut:

• Mengonsumsi vitamin prenatal.

• Berhenti merokok.

• Mengurangi stres.

• Berolahraga.

• Makan dengan baik.

Saat berencana hamil, pastikan juga kita berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan atau dokter untuk membicarakan riwayat kesehatan, obat-obatan, dan apa pun yang dapat memengaruhi kemampuan kita untuk memiliki kehamilan yang sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com