KOMPAS.com - Kebanyakan orangtua menganggap bahwa bullying adalah tindakan kekerasan yang melibatkan penyiksaan fisik terhadap seseorang.
Padahal, tidak semua bullying sama. Setiap pelaku bully memiliki cara menindas dan mengintimidasi korbannya dengan cara berbeda.
Misalnya saja, beberapa anak yang menjadi pelaku bully lebih licik dan menyerang korbannya secara tidak langsung, sementara beberapa lainnya menyerang targetnya secara langsung.
Untuk itu, orangtua perlu tahu tentang berbagai tipe bullying agar bisa membantu anaknya dalam setiap situasi.
Berikut enam tipe bullying tersebut.
Seperti namanya, bullying fisik adalah jenis bully di mana pelaku menggunakan tindakan fisik untuk mengendalikan dan mengintimidasi korbannya.
Umumnya, pelaku bullying fisik memiliki tubuh lebih besar, lebih kuat, dan lebih agresif dibanding teman sebayanya.
Adapun contoh bullying fisik antara lain menendang, memukul, meninju, menampar, mendorong, dan serangan fisik lainnya.
Tipe bullying ini juga paling mudah dikenali. Karena itu, tak mengherankan bila “bullying” sangat identik dengan kekerasan fisik.
Bullying jenis ini jugalah yang lebih diperhatikan pihak sekolah.
Pelaku bullying verbal menggunakan kata-kata, hinaan, makian untuk menindas korbannya.
Biasanya, pelaku bullying verbal akan memilih targetnya berdasarkan penampilan, tindakan, atau perilaku.
Tak jarang, mereka juga akan menindas anak-anak berkebutuhan khusus.
Sayangnya, bullying jenis ini sangat sulit diidentifikasi karena hampir selalu terjadi saat tidak dilihat orang dewasa.
Selain itu, banyak orang dewasa seperti guru dan orangtua merasa bahwa kata-kata kejam itu hanya sekadar candaan dan tidak akan memengaruhi korbannya.