KOMPAS.com - Gejala serangan jantung dan panic attack seringkali membingungkan penderitanya atau orang lain yang hendak menolong di sekitar kita.
Sebab dua serangan ini kerap menimbulkan gejala yang mirip, salah satunya jantung berdegup kencang.
Meski dikatakan serupa, tapi antara serangan jantung dan panic attack tidaklah sama.
Lantas seperti apa perbedaan antara keduanya dan bagaimana cara membedakannya? Untuk lebih jelasnya coba simak ulasan berikut ini.
Baca juga: 4 Langkah untuk Pertolongan Pertama pada Kasus Serangan Jantung
Gejala yang muncul antara serangan jantung dan panic attack memang kerap dianggap sama.
Keluhan yang sering muncul adalah sakit di dada, jantung berdebar kencang, pusing, berkeringat, sesak napas dan mual.
Namun sebenarnya dua jenis serangan itu memiliki perbedaan yang cukup signifikan bila dilihat dari penyebab yang mendasari.
Serangan jantung dapat terjadi ketika aliran darah ke otot jantung tersumbat atau terhambat akibat adanya penumpukkan plak.
Serangan jantung juga terjadi secara tiba-tiba yang dimulai dari nyeri ringan atau perasaan tidak nyaman di dada yang berangsur memburuk.
Gejalanya mungkin muncul dan menghilang sampai seseorang mengalami serangan jantung penuh.
Sedangkan panic attack alias serangan panik sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalah jantung, meski ditandai dengan gejala jantung berdebar kencang.
Kondisi ini dapat terjadi akibat respons pikiran terhadap situasi tertentu.
Umumnya disebabkan oleh stres yang membuat seseorang merasa ketakutan atau kecemasan berlebihan.
Seseorang yang mengalami serangan panik, sebetulnya tubuh mereka sedang dalam "mode bertarung" atau berlari dari kenyataan sebagai respons terhadap stres.
Hal inilah yang membuat jantung berdetak kencang hingga memengaruhi sistem pernapasan.
Menurut Anxiety and Depression Association of America, serangan panik secara umum tidak menimbulkan bahaya langsung, sedangkan serangan jantung dapat mengancam nyawa dan membutuhkan pertolongan medis dengan segera.
Baca juga: 5 Cara Mudah Menolong Orang yang Mengalami Panic Attack
Sebetulnya ada cara paling mudah untuk membedakan serangan jantung dan panic attack, yaitu mengenali gejala yang mungkin timbul setelah gejala pertama.
Melansir Menshealth, berikut cara mengenali perbedaan antara kedua gangguan kesehatan tersebut.
Nyeri dada akibat serangan jantung atau panic attack bila dirasakan lebih jantung memiliki perbedaan yang cukup jelas.
Nyeri dada serangan jantung biasanya dibarengi dengan sensasi dada terasa sesak, tertekan atau seperti diremas, sedangkan panic attack tidak demikian.
Kemudian nyeri dada akibat serangan jantung juga dapat menimbulkan nyeri yang biasanya menjalar ke rahang, leher, lengan, punggung atau bahu.
Tapi serangan jantung lebih sering terjadi akibat aktivitas fisik, seperti naik tangga, atau olahraga berat yang biasanya tidak terjadi pada orang yang menderita masalah kesehatan mental.
Baca juga: 3 Cara Tenangkan Diri Saat Alami Panic Attack di Malam Hari
Keringat yang intens seringkali merupakan tanda serangan jantung, apalagi jika terjadi di ruangan yang sejuk sekalipun.
Keringat ini biasanya merupakan suatu pertanda atau alarm tubuh saat terkena serangan jantung dan dibarengi dengan gejala lain seperti sesak napas.
Sedangkan keringat berlebihan jarang terjadi pada orang yang mengalami serangan panik.
Durasi seseorang yang mengalami serangan panik hanya berlangsung beberapa menit hingga satu jam lebih.
Setelah gejalanya mereda, maka seseorang kembali pulih dan merasa lebih baik.
Tapi tidak untuk serangan jantung yang gejalanya dapat menghilang dan muncul dalam rentang beberapa jam atau beberapa hari.
Kondisi ini sebaiknya perlu segera ditindak oleh dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Baca juga: Apa Beda Serangan Jantung dan Kematian Jantung Mendadak?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.