Dengan mengonsumsi suplemen probiotik selama masa ini, kita dapat memastikan pasokan bakteri baik yang baru untuk menjaga keseimbangan mikrobioma.
Karena mikrobioma setiap orang tersusun secara berbeda, suplemen probiotik dapat bereaksi terhadap mikrobioma dengan cara yang berbeda dan menyebabkan efek samping yang berbeda.
Begitu pula dengan makanan probiotik yang mungkin dapat menyebabkan gas atau kembung jika kita alergi atau sensitif terhadap makanan tertentu.
"Setiap individu berbeda karena setiap individu memiliki sistem yang berbeda dan memiliki mikrobioma yang berbeda," tutur Zeratsky.
"Jadi, bagaimana mikrobioma mereka berinteraksi dengan apa yang baru diperkenalkan dan dosis dari apa yang diperkenalkan bisa jadi berbeda," ujar dia.
Karena tidak ada cara untuk mengetahui dengan pasti efek samping apa yang akan kita alami, penting untuk membiasakan diri dengan efek samping tersebut untuk bersiap-siap jika hal itu terjadi.
Zeratsky mengungkapkan, efek samping yang paling umum dari probiotik adalah mual, diare, dan kembung.
Hal ini terjadi karena bakteri probiotik mengendap di dalam mikrobioma usus kita.
Menurut Cleveland Clinic, hal ini terjadi pada awalnya saat mulai mengonsumsi suplemen, tetapi biasanya memudar setelah beberapa hari.
"Untuk populasi rata-rata, [mengonsumsi probiotik] mungkin cukup aman. Saya pikir di mana kita harus berhati-hati adalah ketika kita berada di ujung spektrum usia," kata Zeratsky.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.