Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali, Efek Samping Probiotik Sebelum Mengonsumsinya

Kompas.com - 23/01/2023, 09:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selama ini probiotik dikenal sebagai zat yang mengandung bakteri baik sehingga mampu meningkatkan kesehatan pencernaan.

Maka, tak heran jika suplemen probiotik sering kali direkomendasikan ketika kita mengalami berbagai gangguan pencernaan.

Meskipun tidak ada bukti bahwa probiotik memiliki manfaat yang benar-benar efektif, tetapi suplemen ini menjadi sangat populer karena kemungkinan efek sampingnya yang sangat rendah, terutama pada orang sehat.

Namun, hanya karena rendah, bukan berarti efek samping itu tidak dapat terjadi.

Lantas, apa saja risikonya dan apakah suplemen ini tetap bisa dikonsumsi untuk mengatasi gangguan pencernaan?

Nah, seperti dilansir laman Men's Health, para ahli kesehatan pun memberikan penjelasannya lebih lanjut sebagai berikut.

Apa itu probiotik?

Ahli gizi di Mayo Clinic, Katherine Zeratsky mengatakan, probiotik adalah bakteri yang secara alami ditemukan dalam makanan, yang mungkin dikonsumsi orang dengan tujuan untuk mengubah mikroflora usus mereka.

Percaya atau tidak, seluruh saluran pencernaan kita adalah rumah bagi triliunan bakteri, jamur, parasit, dan virus yang sehat.

"Ya, semua itu memang seharusnya ada di sana dan kita tidak akan bisa bertahan hidup tanpa koloni ini yang disebut sebagai mikrobioma," terangnya.

Mikrobioma kita terdiri dari sebagian besar mikroorganisme yang sehat, tapi bisa juga terdapat beberapa mikroorganisme yang berbahaya.

Organisme yang sehat dapat membantu dalam pemecahan makanan, serta melindungi kita dari organisme berbahaya yang dapat membuat kita sakit.

Jadi, bagaimana kita memastikan bahwa kita memiliki lebih banyak bakteri sehat daripada bakteri jahat?

Menurut Zeratsky, makanan probiotik menambahkan mikroorganisme yang sehat dan hidup ke dalam mikrobioma kita.

Misalnya, makanan fermentasi seperti kimchi, sauerkraut, kombucha, dan yogurt mengandung bakteri sehat, yang bisa membantu meningkatkan kesehatan mikrobioma kita secara keseluruhan.

Tetapi, bila kita tidak mendapatkan cukup makanan kaya probiotik dalam diet, suplemen probiotik dapat menjadi alternatif untuk memasukkan miliaran bakteri kecil ini ke dalam tubuh.

Kapan sebaiknya mengonsumsi probiotik

Seorang dokter mungkin akan merekomendasikan suplemen probiotik jika kita mengalami masalah pencernaan seperti sembelit, diare, atau perut kembung.

Sebuah studi dalam American Journal of Gastroenterology menemukan bahwa banyak penderita sindrom iritasi usus besar (IBS) merasa sangat lega dengan mengonsumsi suplemen ini.

Suplemen probiotik juga dapat direkomendasikan oleh dokter saat kita menggunakan antibiotik.

Antibiotik biasanya digunakan untuk mengobati segala sesuatu mulai dari radang tenggorokan hingga infeksi saluran kemih dengan cara membunuh bakteri jahat yang menyebabkan penyakit.

Namun, terkadang perbedaan antara bakteri baik dan bakteri jahat tidaklah mudah sehingga menyebabkan bakteri baik ikut terbunuh bersama bakteri jahat.

Dengan mengonsumsi suplemen probiotik selama masa ini, kita dapat memastikan pasokan bakteri baik yang baru untuk menjaga keseimbangan mikrobioma.

Efek samping probiotik

Karena mikrobioma setiap orang tersusun secara berbeda, suplemen probiotik dapat bereaksi terhadap mikrobioma dengan cara yang berbeda dan menyebabkan efek samping yang berbeda.

Begitu pula dengan makanan probiotik yang mungkin dapat menyebabkan gas atau kembung jika kita alergi atau sensitif terhadap makanan tertentu.

"Setiap individu berbeda karena setiap individu memiliki sistem yang berbeda dan memiliki mikrobioma yang berbeda," tutur Zeratsky.

"Jadi, bagaimana mikrobioma mereka berinteraksi dengan apa yang baru diperkenalkan dan dosis dari apa yang diperkenalkan bisa jadi berbeda," ujar dia.

Karena tidak ada cara untuk mengetahui dengan pasti efek samping apa yang akan kita alami, penting untuk membiasakan diri dengan efek samping tersebut untuk bersiap-siap jika hal itu terjadi.

• Efek samping pencernaan

Zeratsky mengungkapkan, efek samping yang paling umum dari probiotik adalah mual, diare, dan kembung.

Hal ini terjadi karena bakteri probiotik mengendap di dalam mikrobioma usus kita.

Menurut Cleveland Clinic, hal ini terjadi pada awalnya saat mulai mengonsumsi suplemen, tetapi biasanya memudar setelah beberapa hari.

"Untuk populasi rata-rata, [mengonsumsi probiotik] mungkin cukup aman. Saya pikir di mana kita harus berhati-hati adalah ketika kita berada di ujung spektrum usia," kata Zeratsky.

"Jadi, itu biasanya berdampak pada orang-orang yang masih sangat muda dengan sistem kekebalan tubuh yang sedang berkembang, atau seseorang yang sudah tua dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun," jelas dia.

• Terjadinya infeksi

Meskipun kecil kemungkinannya, infeksi dapat terjadi ketika seseorang dengan status immunocompromised mengonsumsi suplemen probiotik yang memiliki standar kemurnian yang buruk.

Beberapa mikroorganisme mungkin ada yang tidak tercantum pada label karena kurangnya regulasi standar.

Karena probiotik dianggap sebagai suplemen, ini biasanya tidak diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Jadi, cara terbaik (dan satu-satunya) untuk mengetahui bahwa kita mendapatkan kultur yang benar dan sehat adalah melalui perusahaan yang memiliki sertifikasi dan telah menguji kemurnian maupun manfaat suplemen.

• Resistensi antibiotik

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Frontiers in Microbiology, kekhawatiran telah muncul tentang beberapa strain bakteri yang digunakan untuk suplemen probiotik yang memiliki gen resistensi antibiotik.

Gen-gen ini kemudian dapat menyebar ke bakteri lain dalam usus kita.

Hal ini dapat mengkhawatirkan karena bisa membuat infeksi lebih sulit diobati.

Jika semua bakteri dalam tubuh kita kebal terhadap jenis obat tertentu, maka bakteri yang masuk dalam kategori jahat akan sulit dilawan dan membuat kita sakit.

Oleh karena itu, penting untuk memastikan kita mendapatkan suplemen probiotik yang telah diuji untuk jenis bakteri yang tepat.

Kabar baiknya, efek samping yang rendah terjadi pada suplemen yang telah diperiksa dengan baik.

Dalam sebuah studi tahun 2019 yang diterbitkan dalam jurnal peer-review Nutrients, satu-satunya efek samping yang signifikan secara statistik dari probiotik pada pasien IBS adalah sakit perut.

Karena rendahnya kemungkinan efek samping ini, probiotik sering dianggap sebagai suplemen yang aman untuk dikonsumsi.

Terlepas dari itu, Zeratsky merekomendasikan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mencoba suplemen apa pun.

Dia menyarankan kita memulai dengan memperbaiki nutrisi sebelum mengonsumsi suplemen probiotik.

"Konsumsilah makanan yang baik seperti buah-buahan dan sayuran," terang Zeratsky.

"Hal ini akan menciptakan lingkungan yang sehat sehingga kita dapat memiliki usus yang sehat dan selalu terjaga dengan baik," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com