KOMPAS.com - Ginjal tak hanya menghasilkan urine namun juga kaya manfaat lainnya.
Ukurannya memang hanya sekepalan tangan, terletak di kedua sisi tulang belakang tepat di bawah tulang rusuk, namun kinerjanya sangat besar untuk kesehatan kita.
Organ ini berfungsi untuk mengatur tekanan darah, memproduksi vitamin D dan sejumlah hormon, merangsang produksi sel darah merah, dll.
Bisa dikatakan, organ adalah pabrik kimia tubuh.
Baca juga: 8 Tanda Penyakit Ginjal yang Jarang Disadari
Sayangnya, banyak yang kurang menjaga kesehatan ginjalnya, tidak menyadari bahayanya untuk kesehatan di masa depan.
Apalagi, masalah ginjal cenderung memicu gejala yang tidak signifikan sehingga luput dari perhatian.
Gangguan pada ginjal akan membuat cara kerja tubuh kita berantakan.
“Sayangnya, [disfungsional] ginjal membutuhkan waktu yang sangat lama untuk dirasakan,” kata Dr Volker Lechterbeck, kepala dokter di departemen nefrologi Rumah Sakit Petrus di Wuppertal, Jerman, dikutip dari SCMP.
Pasalnya, gangguan ginjal seringkali tidak disertai rasa sakit atau gejala lainnya, jelasnya.
Baca juga: Tanda Penyakit Ginjal yang Sebaiknya Diperhatikan
Memastikan kesehatan ginja harus dilakukan secara teratur oleh dokter, salah satunya dengan strip tes urine untuk memastikan apakan produksi proteinnya sesuai.
“Akhir-akhir ini kami gencar mempromosikan penentuan albumin urin,” kata Dr Kai Martin Schmidt-Ott, spesialis penyakit dalam dan nefrologi di Rumah Sakit Universitas Charité di Berlin, Jerman.
Albumin adalah protein yang ditemukan dalam darah; salah satu fungsinya adalah menjaga agar cairan tidak bocor keluar dari aliran darah.
Ginjal menyaring darah dan membuang produk limbah yang kemudian dikeluarkan melalui urin.
Ginjal yang sehat tidak menghilangkan protein dan nutrisi penting lainnya sehingga ekskrealbumin dapat mengindikasikan penyakit ginjal kronis.
Peningkatan kadar kreatinin dalam darah bisa menjadi tanda awal berkurangnya fungsi ginjal.
"Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mencegah masalah ginjal, yang terpenting adalah menjaga pola makan yang sehat." kata Schmidt-Ott.
Baca juga: Hindari, 4 Makanan yang Buruk bagi Kesehatan Ginjal
Ia menyarankan pula untuk menghindari berat badan berlebih karena faktor risiko terbesar penyakit ginjal adalah diabetes.
Orang dengan berat badan normal memiliki risiko diabetes yang lebih rendah, dan juga masalah ginjal.
Orang yang masih memiliki ginjal yang sehat juga disarankan untuk menjaga pola hidupnya agar kerja organ tersebut tetap optimal.
Schmidt-Ott merekomendasikan diet Mediterania, rendah daging, mencoba menjaga berat badan yang sehat, dan makanan rendah garam."
Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko lain untuk gangguan ginjal dan mempengaruhi lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia, menurut WHO.
Konsumsi garam berlebihan bisa memicu darah tinggi sehingga perlu menjaga asupannya.
Baca juga: Menyingkap Dampak Buruk Garam bagi Tubuh
“Kami memberi tahu semua pasien yang kami lihat memiliki masalah ginjal bahwa mereka harus berhenti merokok,” kata Schmidt-Ott.
Nikotin diketahui memainkan peran utama dalam penyakit kardiovaskular, yang terkait erat dengan gangguan ginjal.
Konsumsi alkohol juga bisa berdampak buruk selain juga faktor genetik dan penyakit autoimun yang bisa meningkatkan risiko gangguan ginjal.
Baca juga: Dampak Minuman Bersoda bagi Kesehatan Ginjal, Menurut Studi
Di sisi lain, Lechterbeck berpendapat anjuran untuk minum lebih banyak air demi kesehatan ginjal tidak selalu berlaku untuk semua orang.
Menurutnya, tidak ada bukti ilmiah bahwa asupan cairan yang banyak mencegah perkembangan gangguan ginjal.
Bahkan, beberapa pasien penyakit ginjal stadium lanjut diminta minum lebih sedikit, katanya, misalnya jika air menumpuk di tubuhnya karena gagal jantung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.