Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 24/01/2023, 05:37 WIB
|
Editor Wisnubrata

KOMPAS.com - Belakangan ini hidangan nasi minyak menjadi perbincangan hangat di media sosial Twitter.

Berawal dari unggahan akun @txtdrkuliner yang menampilkan rekomendasi makanan yang ramai disambangi pengunjung.

Video singkat berdurasi 49 detik itu menunjukkan berbagai hidangan seperti ayam, jeroan atau bebek digoreng dalam minyak panas berwarna hitam.

Begitu pula pada bumbu dan sambalnya yang diguyur minyak bekas menggoreng lauk yang tampak seperti jelantah yang sudah dipakai berulang kali.

Semua hidangan itu disajikan dalam sepiring nasi dan lalapan, terlihat di dalam video ada banyak pelanggan yang menunggu antrean.

Baca juga: Dianggap Tidak Sehat, Ini Alasan Kenapa Nasi Minyak Digemari di Indonesia 

Bukan nasi minyak khas Palembang

tangkapan layar cuplikan video pembuatan nasi minyak yang beredar di media sosial pada Senin (16/1/2023).twitter tangkapan layar cuplikan video pembuatan nasi minyak yang beredar di media sosial pada Senin (16/1/2023).

Di dalam video itupun dijelaskan kalau nama makanan ini adalah nasi minyak, tapi sepertinya hidangan yang disajikan itu bukan nasi minyak khas Palembang.

Melainkan seperti warung bebek atau ayam goreng biasa yang umum kita jumpai di kota-kota besar.

Sebab nasi minyak khas Palembang dibuat dengan campuran banyak rempah yang menggabungkan cita rasa budaya Timur dan juga lokal.

Bulir nasinya juga tidak terlihat seperti nasi kabsah atau basmati yang biasa digunakan pada nasi minyak khas Palembang. Nasi minyak yang satu ini hanya disajikan denga nasi putih biasa.

Ilustrasi nasi minyak dengan beragam lauk melimpah.DOK.SHUTTERSTOCK/Azami Adiputera Ilustrasi nasi minyak dengan beragam lauk melimpah.

Kemudian nasi minyak khas Palembang juga dimasak menggunakan minyak samin dan bukan minyak sayur.

Agaknya hidangan ini jauh berbeda dengan nasi minyak khas Palembang yang mungkin kita kenal.

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan dengan Minyak Jelantah? 

Bahaya minyak jelantah pada kesehatan

Ilustrasi minyak jelantah. SHUTTERSTOCK/AFRICA STUDIO Ilustrasi minyak jelantah.

Mengingat warna minyak yang digunakan tampak begitu hitam, apalagi yang diguyur ke bumbu dan di sambal terlalu banyak.

Tampaknya kita perlu berhati-hati dalam mengonsumsi makanan yang digoreng dengan minyak bekas pakai atau jelantah. 

Sebab minyak jelantah bisa berdampak buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi.

Menurut penelitian, memanaskan minyak kembali dapat berisiko menyebabkan pelepasan zat beracun dan meningkatkan kandungan radikal bebas di dalamnya.

Bagaimana jika minyaknya dipakai berulang kali sampai berubah warna?

Menurut laman Hindustan Times, pemanasan ulang pada minyak sayur atau jenis minyak apapun sebaiknya dihindari.

Maksimal pemanasan minyak yang aman itu sekitar tiga kali pemakaian, meskipun warnanya masih kuning keemasan tapi ketika sudah dipakai lebih dari tiga kali, maka dapat memicu pembentukan lemak trans.

Lemak trans inilah yang berbahaya bagi kesehatan karena tinggi kalori dan biasanya dapat mudah dikenali ketika minyak sudah berbau tak sedap.

Baca juga: Pakai Minyak Goreng Berulang Memicu Radikal Bebas

Ketika seseorang mengonsumsi terlalu sering makanan yang digoreng dengan minyak jelantah, maka risiko kesehatan yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut.

1. Meningkatkan kadar kolesterol jahat

Pada proses pemanasan apalagi dalam suhu tinggi, komposisi lemak pada minyak bisa berubah menjadi lemak trans yang dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat di dalam tubuh. 

Lemak trans adalah zat berbahaya yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

2. Meningkatkan tekanan darah tinggi

Kelembapan yang terkandung pada makanan dapat menghasilkan reaksi seperti hidrolisis, oksidasi dan polimerisasi.

Reaksi ini mampu mengubah dan memodifikasi komposisi kimia dari minyak jelantah.

Kemudian ketika digunakan untuk menggoreng lagi dan lagi, efeknya dapat menghasilkan radikal bebas seperti monogliserida, digliserida dan trigliserida.

Senyawa ini dapat disebut sebagai toksisitas senyawa yang bisa memicu deposisi lipid, stres oksidatif hingga kenaikan tekanan darah.

Baca juga: Tiga Cara Mudah Kelola Minyak Jelantah 

3. Peningkatan risiko kanker

Masih berkaitan dengan kadar radikal bebas pada minyak jelantah.

Senyawa yang bersifat toksik ini bisa masuk ke dalam makanan yang digoreng, masuk ke dalam tubuh, menyerang sel sehat di tubuh sehingga muncul gejala kanker.

4. Obesitas

Lemak trans yang tinggi pada minyak jelantah juga perlu diwaspadai.

Menurut studi Food Chemistry, kelebihan lemak trans ini juga dapat memicu obesitas jika dikonsumsi dalam jangka panjang.

5. Risiko penyakit degeneratif

Minyak jelantah yang dipakai berulang kali juga berisiko meningkatkan risiko penyakit degeneratif.

Hal itu dapat disebabkan oleh senyawa organik aldehid yang berubah menjadi karsinogen di dalam tubuh.

Pada gilirannya, karsinogen itu tak cuma menyebabkan kanker tapi juga penyakit degeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.

Baca juga: Bahaya Memasak dengan Minyak Goreng Berulang

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Deretan Kata-kata Motivasi dari Buku, Bisa Bikin Semangat

Deretan Kata-kata Motivasi dari Buku, Bisa Bikin Semangat

Feel Good
Memahami Gen Z Indonesia

Memahami Gen Z Indonesia

Feel Good
Haruskah Buka Puasa Dengan Makanan Manis?

Haruskah Buka Puasa Dengan Makanan Manis?

Eat Good
Tren Sarimbit dan Warna Pastel dalam Koleksi Raya Si.Se.Sa

Tren Sarimbit dan Warna Pastel dalam Koleksi Raya Si.Se.Sa

Look Good
Vegetarian Jadi Diet Terbaik untuk Penderita Asam Urat?

Vegetarian Jadi Diet Terbaik untuk Penderita Asam Urat?

Eat Good
Gaya Hidup Sehat Keane Reeves demi Tampil Prima di 'John Wick 4'

Gaya Hidup Sehat Keane Reeves demi Tampil Prima di "John Wick 4"

Look Good
Daftar Promo Makanan dan Minuman yang Cocok untuk Buka Puasa

Daftar Promo Makanan dan Minuman yang Cocok untuk Buka Puasa

Eat Good
Tips Make Up Ramadhan 2023, Lebih Banyak Bereksperimen

Tips Make Up Ramadhan 2023, Lebih Banyak Bereksperimen

Look Good
5 Makanan yang Harus Dihindari Saat Sakit Gigi

5 Makanan yang Harus Dihindari Saat Sakit Gigi

Eat Good
Konsumsi Suplemen Kalsium, Apa Akibatnya?

Konsumsi Suplemen Kalsium, Apa Akibatnya?

Eat Good
Berbagi dengan Sesama Bikin Hidup Lebih Bahagia? Ini Kata Psikolog

Berbagi dengan Sesama Bikin Hidup Lebih Bahagia? Ini Kata Psikolog

Feel Good
5 Tips Menjaga Kesehatan Pencernaan Selama Puasa

5 Tips Menjaga Kesehatan Pencernaan Selama Puasa

Eat Good
Kiat Menurunkan Risiko Kanker, Kata Ahli

Kiat Menurunkan Risiko Kanker, Kata Ahli

Feel Good
6 Tips Mencegah Kecoak Masuk ke Rumah

6 Tips Mencegah Kecoak Masuk ke Rumah

Feel Good
Tips Menyikat Gigi Anjing

Tips Menyikat Gigi Anjing

Feel Good
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke