Kemudian tanyakan pada diri sendiri beberapa hal sebagai berikut.
"Mengapa saya merasakan ini?"
"Bagaimana ini akan hilang?"
Jangan terlibat dalam obrolan pikiran, kemarahan ini cukup diamati saja, diterima dan dirasakan.
Beberapa sensasi yang mungkin dirasakan adalah leher yang menegang, dada terasa sesak, sakit kepala, sampai perut yang seolah terasa kencang.
Ketahuilah bahwa tujuan dari latihan ini adalah untuk memahami bagaimana kemarahan terwujud di dalam tubuh, sehingga kita dapat mengenalinya saat kemarahan itu muncul.
Ketika sudah mengenali emosi dari dalam diri, maka kita dapat dengan mudah mengontrol emosi tersebut agar tidak terpendam atau cuma sekadar cari pelarian.
Kemarahan sebenarnya adalah bentuk respons terhadap rasa sakit.
Misalnya saja saat kita terluka, diperlakukan tidak adil, dihina, diabaikan, dilecehkan, hingga tidak dihargai.
Alih-alih mengalah pada emosi marah dan rasa sakit, akan lebih baik alihkan kemarahan itu menjadi energi positif bagi diri kita.
Caranya adalah meyakinkan pikiran dan hati bahwa kemarahan adalah bentuk dari upaya untuk menaklukkan rasa sakit dan mencegah rasa sakit lebih lanjut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.