Inti dari amarah itu berawal dari harapan atau ekspektasi yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai harapan.
Dengan melepaskan keinginan atau ekspektasi yang terlalu berlebihan, cara ini berdampak langsung dan mengubah pandangan kita pada suatu hal.
Itu berarti, kita membiarkan hidup mengalir dan menerima bahwa kita tidak akan selalu mendapatkan apa yang kita inginkan.
Alhasil kemarahan pun dapat diminimalisasi atau tidak mudah muncul.
Seringkali kita menjadi tidak sadar bahwa kita jarang menghargai dan menyayangi diri sendiri.
Padahal penangkal kemarahan adalah welas asih atau kasih sayang.
Kasih sayang ibaratnya adalah hujan yang menyelamatkan hutan "jiwa" kita yang terbakar emosi.
Bentuk lain dari menyayangi diri sendiri adalah memahami emosi yang muncul dari dalam diri, merawat diri, hingga melakukan hal-hal yang disukai.
Bertentangan dengan apa yang kita pikirkan, memaafkan tidak hanya dilakukan satu kali, melainkan secara berkala.
Misalnya saja kita memaafkan diri sendiri, kemudian berbesar hati untuk memaafkan orang yang membuat kita marah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.