KOMPAS.com - Resesi gusi atau gingiva mengacu pada kondisi ketika gusi merosot ke bawah dari permukaan gigi, sehingga memperlihatkan permukaan akar gigi.
Kondisi ini dapat mengakibatkan terbukanya akar gigi jika dibiarkan, dan termasuk salah satu gejala penyakit gusi (periodontitis).
Resesi gusi terkadang sulit didiagnosis pada tahap awal karena perubahan seringkali terjadi tanpa gejala.
Semakin dini resesi gusi pada pasien didiagnosis dan ditangani, risiko penyakit gusi pun bisa berkurang.
Baca juga: Cara Menggunakan Daun Jambu Biji sebagai Obat Sakit Gigi
Ada banyak penyebab resesi gusi, meliputi:
Menyikat gigi berlebihan atau menggunakan sikat gigi elektrik secara tidak tepat dapat berdampak serius pada tampilan gusi.
Menekan berlebihan saat menyikat bisa mengikis jaringan gusi. Cara seperti itu tidak menjamin kebersihan mulut yang baik dan menyingkirkan plak.
Penyakit periodontal atau penyakit gusi menyebabkan kerusakan pada gusi, ligamen periodontal (jaringan pengikat yang mengisi ruang antara permukaan gigi dan dinding soket), serta tulang yang menahan gigi pada tempatnya.
Baca juga: Cara Mengatasi Sakit Gigi dengan Pijatan, Kenali 5 Titik Akupresurnya
Hal ini pada akhirnya dapat mengakibatkan resesi gusi.
Jika kebersihan mulut tidak dijaga dan gusi bengkak dan meradang, resesi gusi kemungkinan tidak bisa dilihat sampai kita membersihkan area mulut dengan benar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.