Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ristiana D. Putri
KOMPAS.com - Mengurus anak bukanlah kegiatan yang mudah. Banyak orang mengatakan menjadi orangtua adalah pekerjaan seumur hidup yang harus dilakukan dengan tepat. Pasalnya, anak akan tumbuh berdasarkan bagaimana cara orangtua mendidik dan mengasuhnya.
Namun, bagaimana jika anak sering diurus oleh orang lain? Peristiwa ini dikisahkan dalam audio drama siniar Obrolan Meja Makan bertajuk “Jadi Babysitter Keponakanku” yang dapat diakses melalui tautan dik.si/OMMBabysitter.
Ternyata, sering menitipkan anak bisa menjadi pemicu atau akar dari uninvolved parenting. Terlebih, jika orangtua lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja. Lantas, apakah uninvolved parenting itu?
Mengutip Choosing Therapy, uninvolved parenting juga dikenal sebagai pola asuh yang lalai. Ia diperlihatkan dengan orangtua yang memberikan sedikit atau tidak ada dukungan untuk anak-anak mereka dan tidak menuntut apa pun.
Orangtua dengan pola asuh ini dinilai kurang memberikan kehangatan, kasih sayang, dan aturan pada anak mereka. Perilaku “lepas tangan” ini bisa berdampak pada perilaku negatif anak saat memasuki masa remaja, yaitu memiliki kontrol emosi dan prestasi akademik yang buruk.
Baca juga: 5 Kriteria Mencari Pasangan Ideal
Padahal, dalam Oktavia dan Nurhafizah (2020) disebutkan bahwa hubungan kelekatan berkembang melalui pengalaman anak dengan pengasuh di awal-awal kehidupannya. Hubungan ini merupakan hubungan afektif atau hubungan emosional yang mampu menciptakan rasa aman dan nyaman.
Namun, bayangkan jika sang anak tak mendapatkan keamanan dan kenyamanan yang seharusnya ia rasakan. Mereka tentu bisa menjadi sosok yang rapuh dan berperilaku buruk hanya untuk mendapat perhatian orangtua.
Meski begitu, menurut Sanvictores dan Mendez (2022) ada beberapa anak yang justru lebih ulet dan mandiri daripada anak-anak dengan pola asuh lainnya. Namun, tentu saja keterampilan ini dikembangkan karena sang anak butuh dan tumbuh di lingkungan yang tepat.
Jika pola pengasuhan ini terus dilakukan, bisa saja akan muncul kasus ekstrim, seperti pengabaian kebutuhan dasar. Misalnya, mereka jadi tak peduli terhadap kebutuhan makanan, air, tempat tinggal, hingga kasih sayang anak. Alhasil, anak pun jadi terlantar.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.