Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Uninvolved Parenting, Ketika Orangtua Lalai Mengasuh Anak

Kompas.com - 25/01/2023, 17:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ristiana D. Putri

KOMPAS.com - Mengurus anak bukanlah kegiatan yang mudah. Banyak orang mengatakan menjadi orangtua adalah pekerjaan seumur hidup yang harus dilakukan dengan tepat. Pasalnya, anak akan tumbuh berdasarkan bagaimana cara orangtua mendidik dan mengasuhnya.

Namun, bagaimana jika anak sering diurus oleh orang lain? Peristiwa ini dikisahkan dalam audio drama siniar Obrolan Meja Makan bertajuk “Jadi Babysitter Keponakanku” yang dapat diakses melalui tautan dik.si/OMMBabysitter.

Ternyata, sering menitipkan anak bisa menjadi pemicu atau akar dari uninvolved parenting. Terlebih, jika orangtua lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja. Lantas, apakah uninvolved parenting itu?

Apa Itu Uninvolved Parenting?

Mengutip Choosing Therapy, uninvolved parenting juga dikenal sebagai pola asuh yang lalai. Ia diperlihatkan dengan orangtua yang memberikan sedikit atau tidak ada dukungan untuk anak-anak mereka dan tidak menuntut apa pun.

Orangtua dengan pola asuh ini dinilai kurang memberikan kehangatan, kasih sayang, dan aturan pada anak mereka. Perilaku “lepas tangan” ini bisa berdampak pada perilaku negatif anak saat memasuki masa remaja, yaitu memiliki kontrol emosi dan prestasi akademik yang buruk.

Baca juga: 5 Kriteria Mencari Pasangan Ideal

Padahal, dalam Oktavia dan Nurhafizah (2020) disebutkan bahwa hubungan kelekatan berkembang melalui pengalaman anak dengan pengasuh di awal-awal kehidupannya. Hubungan ini merupakan hubungan afektif atau hubungan emosional yang mampu menciptakan rasa aman dan nyaman.

Namun, bayangkan jika sang anak tak mendapatkan keamanan dan kenyamanan yang seharusnya ia rasakan. Mereka tentu bisa menjadi sosok yang rapuh dan berperilaku buruk hanya untuk mendapat perhatian orangtua.

Meski begitu, menurut Sanvictores dan Mendez (2022) ada beberapa anak yang justru lebih ulet dan mandiri daripada anak-anak dengan pola asuh lainnya. Namun, tentu saja keterampilan ini dikembangkan karena sang anak butuh dan tumbuh di lingkungan yang tepat.

Jika pola pengasuhan ini terus dilakukan, bisa saja akan muncul kasus ekstrim, seperti pengabaian kebutuhan dasar. Misalnya, mereka jadi tak peduli terhadap kebutuhan makanan, air, tempat tinggal, hingga kasih sayang anak. Alhasil, anak pun jadi terlantar.

Penyebab Uninvolved Parenting

Ada banyak faktor yang menyebabkan orangtua melakukan pola asuh ini. Pertama, tak memiliki waktu yang cukup untuk mengurus anak karena kelelahan bekerja. Orangtua yang bekerja dengan rentang waktu yang lama berpotensi mengabaikan sang anak. Terlebih, jika pekerjaan itu berada di luar kota atau negeri.

Kedua, yaitu ketidaksiapan menjadi orangtua. Pernikahan dini bisa menyebabkan timbulnya pola asuh ini. Biasanya, hal ini muncul ketika orangtua sudah tak memiliki uang yang cukup, sementara kebutuhan sang anak terus membengkak.

Baca juga: Mempersiapkan Anak Hadapi Perceraian Orangtua

Ketiga, adanya trauma karena pengalaman buruk. Misalnya, sang anak merupakan hasil pemerkosaan dan ibu tak mau mengurusnya karena selalu teringat peristiwa itu. Jika mengalami perasaan ini, penanganan yang paling tepat adalah membawanya ke tenaga medis profesional.

Setelah memiliki anak, berikanlah pengasuhan semaksimal mungkin, ya, Moms and Dads. Luangkan waktu sesekali untuk berinteraksi sepadat apa pun jadwal kalian. Jangan sampai si kecil jadi terlantar karena pola asuh yang salah.

Lantas, bagaimana perasaan orang yang kerap dititipi anak untuk diasuh?

Yuk, dengarkan audio drama lengkapnya dalam siniar Obrolan Meja Makan episode “Jadi Babysitter Keponakanku” yang dapat diakses melalui dik.si/OMMBabysitter.

Di sana, ada informasi menarik seputar dunia parenting dan hubungan yang tak boleh kamu lewatkan. Tunggu apalagi? Ikuti siniarnya sekarang juga dan akses playlist-nya di YouTube Medio by KG Media agar kalian tak tertinggal tiap episode terbarunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com