Memaafkan orang lain akan memberikan ketenangan pikiran, bukan kemarahan. Alih-alih tanda kelemahan, memaafkan adalah tanda kekuatan.
Melepaskan dendam memanglah sulit. Apalagi jika dendam itu sudah ada selama bertahun-tahun. Tapi, berusahalah untuk tidak memiliki dendam jika ingin menjadi orang yang lebih baik.
Dengan laju kehidupan yang serba cepat saat ini, meluangkan waktu untuk bersikap baik tidaklah mudah.
Bahkan, kita mungkin sulit menyadari ketika seseorang membutuhkan bantuan atau perhatian. Itulah pentingnya hidup dengan penuh perhatian (mindfulness) dan niat.
Mindfulness memungkinkan kita melihat detail yang sering luput dari perhatian dalam kehidupan sehari-hari.
Kita bisa mengetahui lebih mudah saat seseorang membutuhkan dukungan dan merespons dengan kebaikan dan kasih sayang.
Ditambah lagi, saat kita hadir, kesadaran diri meningkat dan kita bisa menyadari seperti apa perilaku kita.
Bagian dari hidup penuh kesadaran adalah mendengarkan dengan baik.
Terkadang, orang tidak membutuhkan saran atau masukan. Mereka hanya ingin didengarkan.
Kebaikan dapat tumbuh dari kebiasaan sederhana seperti mendengarkan dengan perhatian penuh kepada seseorang yang membutuhkannya.
Cara ampuh lainnya untuk bersikap baik adalah mempraktikkan empati. Empati berarti memperlakukan orang lain dengan hormat, pengertian, dan kasih sayang.
Kita bisa mulai dari menempatkan diri di posisi orang lain.
Misalnya, jika pelayan restoran keliru mengantarkan pesanan, mungkin saja dia baru dalam pekerjaan itu. Atau, pelayan tersebut memiliki masalah pribadi dan tidak bisa fokus bekerja.
Pada dasarnya, kita tidak mengetahui apa yang dialami orang lain. Daripada langsung menarik kesimpulan, bayangkan apa tindakan kita jika berada di posisi orang itu.
Menumbuhkan sikap murah hati tidak harus memberikan hadiah mewah atau uang dalam jumlah besar. Hadiah itu bisa berupa waktu, kasih sayang, dan pelayanan.