Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

4 Tanda Kamu Berada di Keluarga Toxic

Kompas.com - 31/01/2023, 15:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Bagi sebagaian orang, keluarga dimaknai sebagai ‘rumah’ atau tempat kembali. Artinya, mereka beruntung memiliki keluarga yang harmonis.

Namun, ada beberapa juga yang menganggap keluarga sebagai ‘neraka’ karena tak memberikan kenyamanan bahkan memicu masalah mental.

Bahkan, Jelang Hardika, M.Psi, Psikolog Riliv, dalam siniar Anyaman Jiwa bertajuk “Toxic Family, Beneran Ada?” dengan tautan dik.si/AnyJiwToxicFamily mengatakan banyak kliennya yang mengalami masalah keluarga, mulai dari abusive secara mental dan fisik.

Menurut Oprah Daily, keluarga toxic bisa berpengaruh pada perkembangan anak-anak di dalamnya. Bahkan, yang paling berbahaya adalah orangtua dengan pola asuh seperti ini biasanya tak menyadari kalau perbuatannya itu salah. Mereka selalu merasa benar atas tindakannya.

Baca juga: Uninvolved Parenting, Ketika Orangtua Lalai Mengasuh Anak

Oleh karena adanya relasi kuasa ini, akhirnya anak pun tak mampu berkutik. Ada anak yang memilih untuk memendamnya hingga merasakan tekanan hebat, ada pula yang melampiaskannya hingga perilakunya tak terkontrol baik.

Itu sebabnya, sebagai orangtua dan anak, kita perlu menyadari sejak dini jika keluarga mulai menunjukkan tanda-tanda toxic. Lantas, apa sajakah tanda-tandanya?

1. Senang Membandingkan

Keluarga toxic salah satunya ditandai dengan membandingkan anak-anak mereka. Jika salah satu anaknya lebih berprestasi, mereka akan meninggikan salah satunya dan menjelek-jelekan yang lainnya.

Biasanya, hal ini mereka lakukan dengan harapan memberi motivasi agar lebih terpacu. Namun, tak semua anak bisa menerima ini. Jika anak yang dikucilkan tak diberikan fasilitas memadai dan dukungan mental, mereka bisa tertekan dan memunculkan masalah mental lainnya.

2. Enggan Membuka Ruang Diskusi

Saat bertengkar, keluarga toxic lebih senang menyalahkan pihak yang dianggap salah. Alih-alih mencari solusi bersama, mereka justru menyudutkan. Misalnya, saat orangtua mengetahui anak memecahkan piring atau gelas.

Orangtua toxic akan langsung menyalahkan anak dan mengomeli mereka habis-habisan. Sementara itu, orangtua yang membuka ruang diskusi akan memberikan nasihat agar sang anak tak melakukannya lagi.

Selain itu, mereka juga akan bertanya kepada anak langkah apa yang harus dilakukan jika sang anak telah memecahkan piring.

3. Sering Menggunakan Ancaman atau Kekerasan

Ini adalah tanda yang paling memperlihatkan keluarga toxic. Saat menghadapi suatu masalah, keluarga toxic yang tak mampu mengontrol emosi akan meluapkannya secara berlebihan. Misalnya, orangtua yang memukul anak saat mereka berbuat kesalahan dan orangtua yang mengancam anak jika mereka tak mendapat nilai bagus.

Baca juga: 5 Kriteria Mencari Pasangan Ideal

Padahal, penggunaan ancaman atau kekerasan bisa berdampak pada psikologis anak. Mereka akan menjadi pribadi yang mudah tertekan jika tak berhasil memenuhi ekspektasi orangtua. Sebab, jika mereka gagal, akan ada hukuman menyakitkan yang menanti.

4. Adanya Pembagian Tugas yang Tak Seimbang

Mengutip Healthline, memiliki keluarga dengan standar yang tak realistis bisa menjadi tanda keluarga toxic. Misalnya, ada keluarga yang memiliki dua orang anak perempuan. Akan tetapi, beban pekerjaan lebih diberatkan pada salah satunya saja.

Sementara itu, anak lainnya tak harus melakukan tugas itu. Jika hal ini dibiarkan, tentu akan menumbuhkan kecemburuan dengan saudara lainnya. Ia pun jadi merasa tak dihargai bahkan dianggap sebagai anak di dalam keluarga.

Lantas, bagaimana jika kita sudah berada di dalam keluarga toxic? Dengarkan jawaban lengkapnya melalui siniar Anyaman Jiwa episode “Toxic Family, Beneran Ada?” dengan tautan dik.si/AnyJiwToxicFamily. Dengarkan pula playlist-nya di YouTube Medio by KG Media.

Di sana ada banyak informasi seputar kesehatan mental yang bisa menunjang kehidupan sosial, karier, hingga romansamu. Tunggu apalagi? Yuk, ikuti siniarnya sekarang juga!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com