Dalam jangka panjang, dampak dari pemanis tambahan ini mengakibatkan gejala maag dalam tingkat sedang.
Gelembung yang menghasilkan soda pada minuman ini merupakan karbon dioksida.
Karbon dioksida ini biasanya bisa keluar dari perut dengan sendawa atau pada saat buang angin.
Tapi saat gas itu terjebak di dalam perut, efeknya bisa menimbulkan gangguan pencernaan dan perut kembung dan nyeri di lambung.
Baca juga: Kenali Beragam Ciri Penyakit Maag dan Cara Mengatasinya
Kebiasaan makan dalam porsi besar dapat membuat ukuran lambung meregang dan memberikan tekanan berlebih pada sfingter esofagus bagian bawah (LES).
LES adalah otot seperti katup di lambung yang fungsinya membuka atau menutup dan menjaga agar isi perut tidak naik ke atas kerongkongan.
Ketika otot ini menerima banyak tekanan, maka lama kelamaan dampaknya bisa membuat otot ini melemah dan membuat isi perut termasuk asam lambung mengiritasi saluran cerna, kemudian muncul sakit maag.
Kebiasaan rebahan atau berbaring setelah makan juga bisa melemahkan otot sfingter esofagus yang kemudian memicu maag.
Jika memang harus berbaring, lebih baik miring ke kiri sambil meninggikan bagian kepala untuk mengandalkan gaya gravitasi agar makanan yang masuk ke perut tidak mudah keluar lagi.
Makanan berlemak lebih lambat dicerna dan menghabiskan waktu lebih lama di perut daripada makanan lain.
Kondisi Ini bisa membuat perut menciptakan lingkungan yang lebih asam yang dapat mengakibatkan nyeri lambung.
Lebih buruk lagi, makanan berlemak memiliki efek relaksasi pada bagian LES, sehingga membuatnya lebih mungkin membuat isi perut mudah naik ke kerongkongan dan menimbulkan sensasi heartburn.
Alkohol juga memicu peningkatan produksi asam lambung dan melemaskan LES, yang kemudian meningkatkan risiko gejala maag.
Dengan mengurangi asupan minuman beralkohol, secara tidak langsung dapat mengurangi risiko terkena berbagai gangguan sistem pencernaan.
Baca juga: 3 Alasan Stres Bisa Memperburuk Gejala Maag
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.