Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Aritmia di Usia Muda, Kenali Gejala hingga Pengobatannya

Kompas.com - 01/02/2023, 20:07 WIB
Dinno Baskoro,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Pemeriksaan jantung untuk skrining awal pun tak cuma bisa dilakukan dengan metode elektrokardiografi (EKG).

Terkadang diperlukan juga perekaman berkala agar mampu mendeteksi gangguan aritmia yang diderita oleh pasien dengan alat seperti Holter Monitor.

Perekaman irama jantung yang dilakukan selama 24 jam ini dikatakan mampu mendeteksi adanya aritmia yang berupa denyut ekstra sebanyak hampir 25 persen dari keseluruhan denyut jantungnya.

Baca juga: Pengobatan Terkini Gangguan Irama Jantung 

Pengobatan pada penyakit aritmia

Setelah melalui pemeriksaan secara menyeluruh, dokter biasanya akan menentukan langkah penanganan yang sesuai dengan kondisi pasien.

Jika pasien tidak mengalami masalah aritmia tapi keluhan tetap ada, maka perubahan gaya hidup sehat dalam keseharian perlu dijadikan prioritas.

Namun ketika ada indikasi aritmia, ada sejumlah penanganan mungkin dapat menjadi opsi, misalnya saja kateter ablasi.

Kateter ablasi adalah tindakan intervensi non-bedah dengan menggunakan kateter yang digunakan untuk memandu dokter memetakan, melokalisasi, dan menghancurkan jaringan penyebab impuls listrik tidak normal pada jantung.

Ketika gangguan aritmia bisa teratasi sehingga kualitas hidup pasien jauh lebih nyaman dan beliau tidak perlu minum obat lagi.

Pada kasus aritmia yang lebih kompleks, misalnya atrial fibrilasi (AF) yang berisiko meningkatkan stroke sampai lima kali lipat, atau ventrikular takikardia (VT) yang bisa mengancam nyawa pasien.

Kondisi itu perlu mendapatkan penanganan yang tepat dengan menggabungkan teknologi 3D dengan teknologi seperti HD Grid 3D Mapping System untuk meningkatkan keberhasilan tindakan dan mengurangi kekambuhan gangguan aritmianya.

Alat ini menggunakan kateter multipolar dan multidirectional yang memungkinkan penggabungan pemetaan magnetic dan impedans secara bersamaan, sehingga tindakan kateter ablasi 3D memiliki tingkat presisi dan akurasi yang tinggi.

Data klinis menunjukkan, penggunaan teknologi ini mampu menurunkan tingkat kekambuhan AF menjadi hanya sekitar 10 persen setahun pascatindakan (beberapa kali lipat lebih baik dibanding teknologi konvensional).

Baca juga: Minum Kopi Rutin Turunkan Risiko Gangguan Irama Jantung, Benarkah? 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com