Namun, Nike berang dan menuduh Mirror sudah melanggar hak paten hingga akhirnya menggugat perusahaan tersebut.
Nike mengaku sudah mengajukan permohonan paten pada tahun 1983 untuk sebuah perangkat yang bisa menentukan kecepatan pelari, jumlah kalori dibakar, jarak tempuh, dan waktu yang berlalu.
Nah, aplikasi Mirror ini diduga menggunakan teknologi yang mirip dengan perangkat yang diciptakan dan dipatenkan Nike.
Mirror memiliki teknologi yang memungkinkan pengguna untuk bersaing dengan pengguna lain, mencatat performa pengguna, serta menargetkan tingkat pengerahan tenaga tertentu.
Jurubicara Lululemon ketika itu juga membantah tudingan Nike.
"Paten yang dipermasalahkan terlalu luas dan tidak valid."
"Kami percaya diri dengan posisi kami dan berharap bisa mempertahankannya di pengadilan," kata sang jurubicara Lululemon.
Kira-kira, bagaimana akhir dari perseteruan Nike dan Lululemon? Apakah Nike, atau justru Lululemon yang nantinya berhasil menang di pengadilan? Kita tunggu saja kabar selanjutnya.
Baca juga: Lululemon, Produk Mahal yang Tetap Laris Manis, Kok Bisa?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.