Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/02/2023, 13:40 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pernah merasa suami atau pacar nampak pasif dan seakan tidak memiliki usaha dalam membina hubungan?

Tak perlu khawatir, sebab kita tidak sendiri.

Licensed Clinical Social Worker Robert Taibbi menyebut, banyak kliennya yang mengatakan suami atau pacarnya seakan tidak ingin berkontribusi dalam hubungan yang dijalani.

Salah satu contohnya, ada banyak lelaki yang sepertinya tidak ingin membantu mengurus anak.

Baca juga: Healing Touch, Terapi untuk Redakan Nyeri dan Kecemasan

Anehnya, pria seperti ini biasanya sangat proaktif dalam pekerjaannya. Demikian tinjauan yang dikutip dari laman Psychology Today.

Lantas, apa penyebabnya? Menurut Taibbi, ada sejumlah alasan yang melatarbelakanginya. 

  • Berpikir seksis

Banyak pria yang masih berpikir dan menganut paham di mana salah satu pasangan harus bertanggung jawab mengurus rumah dan anak.

Sementara, pasangan lainnya (yang biasanya adalah suami) bekerja ke luar rumah.

Atau terkadang, pria seperti ini tumbuh dalam keluarga di mana pria dan anak laki-laki dimanjakan, sementara para wanita harus memikul beban berat.

Ekspetasi ini dapat menimbulkan masalah, terutama jika pasangannya bekerja paruh waktu atau tinggal di rumah untuk mengurus anak.

Kondisi semacam ini bakal membuat pria seperti ini berpikir bahwa ia sudah bekerja sepanjang hari, sehingga tidak perlu mengurus anak.

Lalu jika keduanya bekerja, bisa membuat pikiran diperlakukan tidak adil muncul dan berakhir pasif.

  • Merasa dikritisi dan ditolak

Taibbi mengatakan, jika seorang pria merasa bahwa ia selalu dikritisi atau dibantah saat berusaha melakukan sesuatu, ia akan merasa ditolak.

Akibatnya, pria ini lama kelamaan akan malas mencoba sesuatu.

  • Hubungan tidak seimbang

Variasi lainnya dari poin di atas adalah saat seorang pria merasa tidak mendapatkan apa yang ia inginkan.

Misalnya, dia merasa tidak mendapat apresiasi, afeksi, atau perhatian. Lantas dia bisa "balas dendam" dan tidak mau memberikan apa yang pasangannya butuhkan.

  • Takut akan konflik

Terkadang masalah kepasifan ini bisa disebabkan karena masalah perilaku.

Misalnya saja, khawatir jika pasangannya kesal, marah, atau menimbulkan pertengkaran jika ia berinisiatif melakukan sesuatu.

Akhirnya, lelaki semacam ini memilih untuk menahan diri.

Kecemasan yang sama juga bisa dipicu saat pasangan melakukan sesuatu yang tidak disukainya.

Sehingga, keadaan ini berakhir dengan melakukan hal tersebut secara terpaksa, lalu protes karena hal-hal kecil.

Atau, bisa pula menjadi pasif-agresif dan mengekspresikan rasa kesalnya dengan "melupakan" atau melakukan hal yang diinginkan pasangannya namun dalam waktu yang sangat lama.

Jadi, meski beberapa pria terlihat lebih aktif dalam pekerjaannya, sebenarnya tidak begitu. Kecemasan yang sama tetap dialami.

Mereka ingin menghindari konflik dengan melakukan apa yang diminta saja.

  • Memiliki attention deficit disorder (ADHD) atau sulit memusatkan perhatian

Beberapa gejala ADHD pada orang dewasa adalah suka menunda dan melupakan sesuatu atau mulai melakukan sesuatu namun tidak menyelesaikannya.

Baca juga: Tingkat Kecemasan Meningkat Saat Menstruasi, Apa Sebabnya?

Hasilnya, pasangan seperti ini merasa bahwa ia tidak dapat diandalkan dan bukan team player.

Cara mengatasinya

Untuk mengatasinya, kita perlu fokus pada penggeraknya. Jika hubungan terasa tidak seimbang, setiap pasangan perlu mengutarakan keinginannya masing-masing.

Lalu jika merasa dikritisi, pasangan lainnya harus lebih berhati-hati agar tidak terdengar terlalu mengontrol pasangannya.

Sementara itu jika masalah ada pada peran dan ekspetasi, semua pasangan perlu berkompromi untuk menentukan solusi yang menguntungkan kedua belah pihak.

Namun jika berkaitan dengan kecemasan dan ADHD, biasanya ada masalah utama yang memicunya dan memengaruhi hubungan serta aspek lainnya dalam kehidupan sehari-hari.

Kondisi semacam ini perlu dipecahkan dan dibarengi dengan pengobatan dan terapi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com