Ubi jalar memiliki indeks glikemik tingkat sedang yang lebih sehat bila dibandingkan dengan kentang. Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi ubi jalar dapat meningkatkan sensitivitas insulin.
Tapi ketika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan dan jangka panjang, maka efeknya bisa meningkatkan kadar gula darah secara drastis dan pasien diabetes harus membatasi asupan ubi jalar dalam keseharian.
Kandungan kalium pada ubi jalar jika dikonsumsi berlebihan juga bisa menyebabkan hiperkalemia atau keracunan kalium di dalam tubuh.
Keracunan kalium ini yang bisa meningkatkan seseorang mengalami risiko penyakit jantung.
Terlalu banyak kadar vitamin A di dalam darah dapat berpotensi menyebabkan masalah kesehatan, misalnya saja keracunan vitamin A.
Efek samping dari masalah ini adalah membuat rambut menjadi kasar, rontok, bibir pecah-pecah, kulit kering dan kasar.
Dalam kasus yang lebih parah, dosis vitamin A berlebihan dalam jangka panjang bisa menyebabkan kerusakan hati.
Baca juga: Makan Ubi Jalar Bisa Bantu Turunkan Berat Badan, Benarkah?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.