Pasien mengungkapkan, dia sudah meminum teh licorice 4-5 kali sehari selama tiga minggu untuk mengimbangi diet rendah gula.
Licorice berasal dari tanaman akar manis dan dapat ditemukan dalam berbagai produk, mulai dari bir, kue, teh dan permen.
Dilaporkan, licorice terasa lebih manis 30-50 kali lipat daripada gula.
Jonathan Seckl, profesor kedokteran dan ahli endokrin di University of Edinburgh, Inggris mengatakan licorice menyebabkan tekanan darah tinggi dan meniru hormon aldosteron.
Seckl menyebut, tidak ada batasan aman untuk mengonsumsi licorice.
Dia merekomendasikan individu yang rentan terhadap tekanan darah tinggi, ibu hamil, atau individu yang tekanan darahnya meningkat saat meminum licorice, harus menghindari minuman tersebut.
"Ini (licorice) berbahaya pada kehamilan karena menyebabkan penghalang plasenta menjadi keropos terhadap hormon stres dan memiliki efek buruk pada janin," katanya.
Seckl mengutip studi dari Finlandia yang menemukan anak berusia delapan tahun dari ibu yang mengonsumsi licorice selama kehamilan memiliki risiko penurunan IQ sebanyak 10 poin.
Baca juga: Darah Rendah dan Kurang Darah, Kenali Bedanya
Dokter menyuruh wanita tersebut untuk berhenti minum teh yang mengandung licorice, dan setelah 15 hari gejalanya hilang.
Dokter kemudian membagikan laporan tersebut untuk meningkatkan kesadaran tentang efek samping dari konsumsi licorice.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.