Misalnya saja yang paling sering membuat queef itu terjadi adalah gaya bercinta doggy style, yang memungkinkan lebih banyak udara untuk masuk ke saluran vagina.
Kondisi ini sama sekali bukan pertanda penyakit dan tergolong normal terjadi.
Namun satu hal yang berisiko adalah ketika terjadi pada ibu hamil, karena udara yang terjebak itu bisa terdorong ke otot panggul sehingga menyebabkan emboli udara yang membahayakan janin dan kondisi ini terbilang sangat jarang terjadi.
Baca juga: Mengapa Vagina Terasa Nyeri Setelah Berhubungan Seks?
Lain halnya seperti kentut dari anus, queef sama sekali tidak berbau karena tidak ada proses pembusukkan bakteri di dalam saluran pencernaan.
Udara yang keluar dari saluran vagina sama sekali tidak bisa cegah dan paling sering dapat terjadi saat berhubungan seks.
Namun satu-satunya cara untuk mengurangi intensitasnya agar bercinta semakin nyaman adalah memperlambat kecepatan penetrasi.
Banyak wanita atau pasangan yang mungkin merasa malu ketika vaginanya mengeluarkan suara yang mengagetkan.
Alih-alih merasa canggung, akan lebih baik komunikasikan hal itu dan jadikan semua sensasi bercinta yang muncul adalah kesenangan yang intim.
Seperti yang sudah disebutkan tadi, queef tidak cuma terjadi akibat adanya penetrasi.
Beberapa hal lain yang dapat membuat udara terjebak di saluran vagina seperti saat memasang tampon, saat batuk, berlatih yoga gerakan tertentu atau bermain lompat-lompatan di trampolin.
Baca juga: Ini Alasan Minat Orang Berhubungan Seks Bisa Turun dari Waktu ke Waktu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.