KOMPAS.com - Sisi gelap ChatGPT menjadi salah satu topik yang menarik untuk disimak akhir-akhir ini.
Sejak dirilis pada November 2022, chatbot ChatGPT kerap dipuji sebagai salah satu terbosan besar dalam perkembangan teknologi berbasis AI (artificial intelligence).
GPT dari namanya adalah singkatan Generative Pre-trained Transformer, yang merupakan model pembelajaran jaringan saraf yang memungkinkan mesin melakukan tugas memrosesan bahasa alami.
Inovasi yang satu ini disebut-sebut mengganggu stabilitas perkembangan teknologi dan digadang-gadang dapat menggeser posisi Google, sebagai mesin pencarian teratas selama puluhan tahun.
Namun dengan kecanggihan yang dimiliki ChatGPT, tidak sedikit orang khawatir akan sisi gelapnya yang dianggap merugikan khalayak.
Baca juga: Surat Lamaran Kerja, Resume dan Pengunduran Diri dengan ChatGPT
ChatGPT yang diluncurkan oleh perusahaan OpenAI yang didirikan Elon Musk dan Sam Altman ini adalah chatbot AI yang mampu melakukan tugas berbasis teks apapun.
Dengan kata lain, ChatGPT dapat menulis rim dan rim kode lebih cepat, diproses jauh lebih akurat dari manusia.
Bahkan kemampuannya dapat melakukan tugas-tugas artistik seperti menulis puisi hingga lirik lagu.
Ada juga chatbot versi Pro yang kabarnya segera dirilis. Chatbot Pro ini dapat menanggapi banyak pertanyaan lebih cepat dan memungkinkan pengguna untuk menemukan segala macam kebutuhannya di platform tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.