KOMPAS.com - Dalam hal kesuburan, pria cenderung lebih diuntungkan ketimbang wanita.
Jika wanita memiliki menopause atau "tenggat waktu" dalam melepaskan sel telur (rata-rata usia 45-55 tahun), maka pria dapat terus memproduksi sperma hingga memasuki usia lanjut.
Berdasarkan riset dari Roy Morgan Research pada 2017, sebanyak 14 persen ayah di Australia yang berusia 50 tahun ke atas memiliki anak berusia di bawah 16 tahun.
Ada juga laporan yang menyebutkan, pria bernama Les Colley dari Australia mempunyai anak ketika pria itu berusia 92 tahun 10 bulan di tahun 1992.
Terlepas dari fakta-fakta di atas, bukan berarti pria yang memproduksi sperma di usia lanjut akan menjamin proses kehamilan sang bayi yang sehat.
Faktanya, studi menemukan kesuburan pria mulai menurun pada usia yang sama dengan wanita –sekitar usia 35-40 tahun– karena produksi alami testosteron menurun.
Penurunan testosteron dapat menyebabkan penurunan jumlah sperma secara keseluruhan serta kualitas sperma yang lebih buruk.
Baca juga: Ingin Istri Cepat Hamil? Ini 11 Cara Meningkatkan Kualitas Sperma
Terdapat insiden komplikasi yang lebih tinggi pada kehamilan jika pihak pria berusia lebih tua.
Sebuah studi tahun 2022 menemukan, pada wanita berusia antara 35-40 tahun, terjadi penurunan signifikan dalam angka kelahiran bayi dalam kondisi hidup jika pasangan pria berusia 40 tahun atau lebih.
Meski demikian, usia pria tidak secara signifikan mempengaruhi peluang wanita berusia di bawah 35 tahun atau di atas 40 tahun untuk hamil.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.