Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/02/2023, 17:27 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyakit berbahaya yang umum di kalangan lansia seperti serangan jantung, kini juga bisa dialami oleh mereka yang berusia lebih muda.

Berdasarkan studi yang diterbitkan dalam American College of Cardiology, ditemukan peningkatan serangan jantung pada orang berusia di bawah 40 tahun.

Ahli jantung Luke Laffin, MD menjelaskan fenomena mengenai serangan jantung yang menghantui usia muda.

Baca juga: Simak, 4 Makanan yang Baik untuk Tingkatkan Kesehatan Jantung

Kaitan antara gaya hidup dan risiko serangan jantung

Apakah seseorang di usia 20-an bisa terkena serangan jantung? Jawabannya bisa.

Bahkan, saat ini lebih banyak kasus serangan jantung di usia muda dijumpai.

Dulu, bukanlah kejadian biasa jika seseorang berusia di bawah 40 tahun untuk mengalami nyeri dada akibat serangan jantung.

"Itu jarang dilihat atau dibicarakan sebagai tren medis," kata Laffin.

Lalu, apa penyebab meningkatnya kasus serangan jantung pada orang berusia muda?

Pada dasarnya, gaya hidup tertentu dapat dikaitkan dengan serangan jantung, seperti:

  • Lebih sering duduk di depan layar komputer
  • Makan lebih banyak makanan olahan dan makanan cepat saji
  • Aktivitas fisik, terutama kardio yang minim

"Kebiasaan buruk ini sekarang sudah dimulai sejak masa kanak-kanak," catat Laffin.

Baca juga: Manfaat Buah Nangka, Baik bagi Jantung hingga Mencegah Diabetes

"Perlu ada perhatian mengenai betapa pentingnya pencegahan serangan jantung dan perubahan gaya hidup."

Penyebab serangan jantung dini

Serangan jantung adalah penyakit yang harus diwaspadai siapa saja, bukan hanya orang berusia lanjut.

Sebab, faktor risiko tidak bergantung pada usia seseorang.

"Ketika kita berbicara tentang orang-orang di usia muda yang mengalami serangan jantung, penting untuk melakukan percakapan yang jujur dan tidak memaksakan sesuatu dan mengatakan 'saya terlalu muda'," tegas Laffin.

Risiko serangan jantung dini dapat berkembang atau meningkat melalui hal-hal ini:

1. Diabetes tipe 2

Peningkatan serangan jantung di usia muda beriringan dengan lonjakan diabetes tipe 2.

"Diabetes tipe 2 adalah salah satu faktor risiko terbesar penyakit jantung," kata Laffin.

Dilaporkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), risiko penyakit jantung meningkat dua kali lipat pada penderita diabetes, dan dapat dimulai di usia muda.

Baca juga: Batu Ginjal hingga Gangguan Jantung, Efek Kebanyakan Makan Ubi Jalar

Lonjakan kadar gula darah akibat diabetes dapat merusak pembuluh darah dan saraf, sehingga menyebabkan penyakit arteri koroner yang mengganggu aliran darah ke jantung.

Penderita diabetes juga cenderung memiliki kondisi lain yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung, seperti tekanan darah tinggi (hipertensi) dan obesitas.

2. Merokok

Asap rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia.

Menghirup senyawa kimia dari asap rokok menyebabkan berbagai kerusakan di seluruh tubuh, termasuk jantung.

Saat merokok, arteri akan tersumbat akibat penumpukan plak.

Darah menjadi lebih sulit mengalir, risiko penyumbatan meningkat, dan berujung pada serangan jantung atau stroke.

3. Penggunaan zat terlarang

Para peneliti menemukan orang berusia muda yang pernah mengalami serangan jantung cenderung menggunakan zat seperti mariyuana dan kokain.

Baca juga: 4 Olahraga Terbaik untuk Jantung Kuat dan Sehat

4. Riwayat keluarga

Faktor genetik dapat membuat kita lebih berisiko terkena serangan jantung dini.

Risiko keturunan penyakit jantung ditentukan melalui:

  • Kerabat laki-laki tingkat pertama (ayah, saudara laki-laki atau anak laki-laki) di bawah usia 55 tahun dengan riwayat serangan jantung atau stroke.
  • Kerabat perempuan tingkat pertama (ibu, saudara perempuan atau anak perempuan) di bawah usia 65 tahun dengan riwayat serangan jantung atau stroke.

Kiat mencegah serangan jantung

Perkembangan faktor risiko serangan jantung bisa dicegah sejak dini sebelum berkembang di kemudian hari. Caranya:

1. Berolahraga

Olahraga intensitas sedang selama 150 menit seminggu dapat mengurangi risiko penyakit jantung, seperti dilaporkan American Heart Association.

2. Mengontrol berat badan

Menurunkan berat badan sekitar 2,2 kilogram dapat memberikan efek positif pada tekanan darah dan kadar kolesterol.

Cobalah untuk menargetkan indeks massa tubuh (BMI) di antara 20-25.

3. Makan makanan bergizi

Pilih makanan yang menyehatkan jantung agar bermanfaat bagi tubuh.

4. Mengelola stres dan tekanan darah

Mulailah belajar mengelola dan mengatasi stres, sehingga jantung tetap sehat.

Baca juga: Makan Kurma Bisa Turunkan Risiko Penyakit Jantung hingga Kanker

5. Berhenti merokok

Berhenti merokok akan membantu menurunkan tekanan darah, detak jantung, serta mengurangi risiko serangan jantung, memperbaiki sirkulasi darah, memudahkan pernapasan, dan banyak lagi.

5. Mempelajari riwayat keluarga

Faktor genetik memang tidak dapat diubah.

Namun, mengetahui riwayat penyakit jantung pada keluarga merupakan kunci untuk mencegah potensi gangguan jantung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com