KOMPAS.com - Menstruasi merupakan hal yang biasa dialami setiap perempuan.
Namun terkadang, periode menstruasi seseorang bisa berubah dan berbeda dari biasanya, seperti lebih lama atau justru lebih pendek. Tak jarang, hal ini membuat mereka yang mengalaminya kaget dan mulai bertanya-tanya apakah periode menstruasi yang dialaminya normal atau tidak.
Jadi, kira-kira berapa lama periode menstruasi yang normal?
Dikutip dari Mayo Clinic, masa menstruasi normal biasanya berlangsung setiap 21 hingga 35 hari sekali, tepatnya selama dua hingga tujuh hari.
Lalu, di beberapa tahun pertama setelah menstruasi dimulai, biasanya menstruasi terjadi dalam siklus panjang. Namun, siklus menstruasi cenderung memendek dan menjadi lebih teratur seiring bertambahnya usia.
Menariknya, siklus menstruasi rupanya bisa berbeda-beda. Terkadang, siklus menstruasi sangat teratur, dengan panjang yang sama setiap bulan, atau agak tidak teratur.
Baca juga: Memahami Perubahan Siklus Menstruasi Seiring Bertambahnya Usia
Menstruasi juga masih dikatakan normal meski terjadi dalam beberapa kondisi berbeda, seperti ringan, berat, panjang, pendek, hingga nyeri atau tidak nyeri.
Lebih lanjut, perlu diingat bahwa penggunaan jenis kontrasepsi tertentu, seperti pil KB siklus panjang dan alat kontrasepsi (IUD), akan mengubah siklus menstruasi.
Jadi, kita bisa mendiskusikannya dengan dokter untuk menyesuaikannya.
Saat menjelang menopause, siklus menstruasi pun bisa kembali tidak teratur, sehingga ada baiknya kita berdiskusi dengan dokter saat mengalami menstruasi yang tidak beraturan saat mendekati menopause guna mencegah kanker rahim.
Penyebab siklus menstruasi tidak teratur sebenarnya memiliki banyak penyebab berbeda, termasuk, seperi berikut ini:
Menstruasi yang terlewat bisa menjadi tanda awal kehamilan.
Lalu. menyusui pun biasanya akan menunda menunda kembalinya menstruasi setelah kehamilan.
Gangguan makan, seperti anoreksia nervosa, terjadinya penurunan berat badan yang ekstrem dan peningkatan aktivitas fisik dapat mengganggu menstruasi.
Baca juga: 7 Alasan Menstruasi Terlambat, Bukan Berarti Hamil
Perempuan dengan gangguan sistem endokrin ini mungkin mengalami menstruasi yang tidak teratur serta ovarium yang membesar akibat berisi kumpulan kecil cairan (folikel) yang terletak di setiap ovarium, dan akan terlihat jika diperiksa dengan USG.
Kegagalan ovarium prematur mengacu pada hilangnya fungsi ovarium normal sebelum usia 40 tahun.
Perempuan dengan kondisi yang juga dikenal sebagai insufisiensi ovarium primer ini mungkin mengalami menstruasi tidak teratur atau hanya sesekali saja selama bertahun-tahun.
Infeksi pada organ reproduksi ini dapat menyebabkan menstruasi yang tidak teratur.
Fibroid rahim adalah pertumbuhan sel di rahim yang tidak bersifat kanker, meski dapat menyebabkan periode menstruasi yang berat dan berkepanjangan.
Baca juga: Normalkah Menstruasi Hanya Dua Hari?
Bagi sebagian wanita, penggunaan pil KB dapat membantu mengatur siklus menstruasi.
Selain itu, kita juga bisa mengatasi sumber masalah yang menyebabkan tidak teraturnya menstruasi, seperti gangguan makan.
Selain itu, konsultasikan dengan dokter jika mengalami beberapa hal berikut ini:
Lalu jika memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tentang siklus menstruasi, segeraa bicarakan dengan dokter.
Baca juga: Tingkat Kecemasan Meningkat Saat Menstruasi, Apa Sebabnya?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.