Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/02/2023, 05:58 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menstruasi merupakan hal yang biasa dialami setiap perempuan.

Namun terkadang, periode menstruasi seseorang bisa berubah dan berbeda dari biasanya, seperti lebih lama atau justru lebih pendek. Tak jarang, hal ini membuat mereka yang mengalaminya kaget dan mulai bertanya-tanya apakah periode menstruasi yang dialaminya normal atau tidak.

Jadi, kira-kira berapa lama periode menstruasi yang normal?

Dikutip dari Mayo Clinic, masa menstruasi normal biasanya berlangsung setiap 21 hingga 35 hari sekali, tepatnya selama dua hingga tujuh hari.

Lalu, di beberapa tahun pertama setelah menstruasi dimulai, biasanya menstruasi terjadi dalam siklus panjang. Namun, siklus menstruasi cenderung memendek dan menjadi lebih teratur seiring bertambahnya usia.

Menariknya, siklus menstruasi rupanya bisa berbeda-beda. Terkadang, siklus menstruasi sangat teratur, dengan panjang yang sama setiap bulan, atau agak tidak teratur.

Baca juga: Memahami Perubahan Siklus Menstruasi Seiring Bertambahnya Usia

Menstruasi juga masih dikatakan normal meski terjadi dalam beberapa kondisi berbeda, seperti ringan, berat, panjang, pendek, hingga nyeri atau tidak nyeri.

Lebih lanjut, perlu diingat bahwa penggunaan jenis kontrasepsi tertentu, seperti pil KB siklus panjang dan alat kontrasepsi (IUD), akan mengubah siklus menstruasi.

Jadi, kita bisa mendiskusikannya dengan dokter untuk menyesuaikannya.

Saat menjelang menopause, siklus menstruasi pun bisa kembali tidak teratur, sehingga ada baiknya kita berdiskusi dengan dokter saat mengalami menstruasi yang tidak beraturan saat mendekati menopause guna mencegah kanker rahim.

Penyebab siklus menstruasi tidak teratur.

Penyebab siklus menstruasi tidak teratur sebenarnya memiliki banyak penyebab berbeda, termasuk, seperi berikut ini:

Kehamilan atau menyusui.

Menstruasi yang terlewat bisa menjadi tanda awal kehamilan.

Lalu. menyusui pun biasanya akan menunda menunda kembalinya menstruasi setelah kehamilan.

Gangguan makan, penurunan berat badan ekstrim atau olahraga berlebihan.

Gangguan makan, seperti anoreksia nervosa, terjadinya penurunan berat badan yang ekstrem dan peningkatan aktivitas fisik dapat mengganggu menstruasi.

Baca juga: 7 Alasan Menstruasi Terlambat, Bukan Berarti Hamil

Sindrom ovarium polikistik (PCOS).

Perempuan dengan gangguan sistem endokrin ini mungkin mengalami menstruasi yang tidak teratur serta ovarium yang membesar akibat berisi kumpulan kecil cairan (folikel) yang terletak di setiap ovarium, dan akan terlihat jika diperiksa dengan USG.

Kegagalan ovarium prematur

Kegagalan ovarium prematur mengacu pada hilangnya fungsi ovarium normal sebelum usia 40 tahun.

Perempuan dengan kondisi yang juga dikenal sebagai insufisiensi ovarium primer ini mungkin mengalami menstruasi tidak teratur atau hanya sesekali saja selama bertahun-tahun.

Penyakit radang panggul (PID).

Infeksi pada organ reproduksi ini dapat menyebabkan menstruasi yang tidak teratur.

Fibroid rahim

Fibroid rahim adalah pertumbuhan sel di rahim yang tidak bersifat kanker, meski dapat menyebabkan periode menstruasi yang berat dan berkepanjangan.

Baca juga: Normalkah Menstruasi Hanya Dua Hari?

Cara mencegah ketidakteraturan menstruasi

Bagi sebagian wanita, penggunaan pil KB dapat membantu mengatur siklus menstruasi.

Selain itu, kita juga bisa mengatasi sumber masalah yang menyebabkan tidak teraturnya menstruasi, seperti gangguan makan.

Selain itu, konsultasikan dengan dokter jika mengalami beberapa hal berikut ini:

  • Menstruasi tiba-tiba berhenti selama lebih dari 90 hari dan kita tidak hamil
  • Menstruasi menjadi tidak menentu setelah biasanya teratur
  • Menstruasi selama lebih dari tujuh hari
  • Mngeluarkan darah lebih banyak dari biasanya atau menggunakan lebih dari satu pembalut atau tampon setiap satu atau dua jam
  • Menstruasi kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari
  • Mengalami pendarahan selama menstruasi
  • Mengalami nyeri hebat selama menstruasi
  • Mendadak demam dan merasa mual setelah menggunakan tampon

Lalu jika memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tentang siklus menstruasi, segeraa bicarakan dengan dokter.

Baca juga: Tingkat Kecemasan Meningkat Saat Menstruasi, Apa Sebabnya?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com