Jika individu memiliki tekanan darah yang sulit dikendalikan, Sarraju menyarankan sering melihat kondisi pasien, apakah menderita gangguan tidur seperti obstructive sleep apnea atau hal lainnya.
"Dalam kasus tersebut, kami mendorong pasien mengikuti studi tidur, untuk mendapatkan diagnosis dan diberi resep terapi tekanan napas yang sesuai menggunakan mesin CPAP," jelasnya.
"Ada beberapa keadaan di mana gangguan tidur seperti insomnia atau apnea memperburuk hipertensi."
"Dalam kasus tersebut, mengobati gangguan tidur dapat secara langsung menurunkan tekanan darah."
Baca juga: 6 Masalah Kesehatan Akibat Kurang Tidur
Sebagian besar orang sulit tidur karena efek samping dari kehidupan sehari-hari.
Misalnya, memiliki bayi yang terus-menerus terbangun di malam hari, harus bekerja shift malam, atau mengidap penyakit kronis yang membuat kita tidak mendapatkan istirahat cukup.
"Tidur nyenyak bergantung pada begitu banyak faktor dari luar, beberapa di antaranya mungkin tidak berada dalam kendali pasien," catat Sarraju.
Dengan melihat fakta-fakta tersebut, menurut Sarraju, menyuruh seseorang untuk lebih banyak tidur tidaklah membantu.
"Saya pikir itu akan menjadi kontraproduktif," tutur dia.
"Tetapi lebih kepada berupaya menjaga kualitas tidur yang lebih baik untuk membantu mengelola kesehatan jantung."
Selain mengoptimalkan kualitas tidur, Sarraju sering membantu pasiennya membuat perubahan kecil, seperti:
Baca juga: Hari Hipertensi Sedunia: 5 Gaya Hidup untuk Cegah Tekanan Darah Tinggi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.