Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/02/2023, 12:00 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Istilah panu mungkin tidak asing lagi bagi banyak orang di Indonesia. Bahkan, mungkin beberapa di antara kita pernah mengalaminya.

Kondisi yang juga disebut dengan nama tinea versikolor ini merupakan sebuah kondisi pigmentasi atau perubahan warna pada kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur.

Jamur ini mengganggu pigmentasi normal kulit, menghasilkan bercak kecil yang berubah warna, bisa memiliki warna lebih terang atau lebih gelap dibanding kulit di sekitarnya dan biasa terjadi di area batang tubuh dan bahu.

Penyakit kulit satu ini juga tidak pandang bulu, dan bisa menimpa lsiapa saja, terutama mereka yang berada di usia remaja dan dewasa muda.

Baca juga: Bukan Panu, Ini yang Sebabkan Bercak Putih di Wajah Anak

Panu umumnya tidak berbahaya, menyakitkan, maupun menular, meski dapat membuat penderitanya mengalami tekanan emosional atau ketidakpercayaan diri.

Belum lagi, meski krim, losion, atau sampo antijamur dapat membantu mengobati tinea versikolor, warna kulit kita bisa tetap tidak merata selama beberapa minggu atau bulan setelahnya.

Ditambah lagi, panu bisa sering kambuh, terutama jika cuaca sedang hangat dan lembap.

Tanda dan gejala

Dikutip dari Mayo Clinic, ada beberapa tanda dan gejala panu, seperti berikut ini:

  • Munculnya bercak pigmentasi di kulit, yang biasa terjadi di punggung, dada, leher, dan lengan atas dan mungkin tampak lebih terang atau lebih gelap dari biasanya
  • Rasa gatal ringan

Penyebab

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, panu disebabkan oleh jamur.

Namun menariknya, jamur penyebab panu sebenarnya bisa ditemukan pada kulit yang sehat.

Hanya saja, jika pertumbuhannya terlalu tinggi, jamur ini dapat menimbulkan sejumlah masalah, termasuk panu.

Lalu, sejumlah faktor pun dapat memicu pertumbuhan ini. Misalnya:

  • Cuaca panas dan lembap
  • Kulit berminyak
  • Perubahan hormon
  • Sistem kekebalan tubuh melemah

Pencegahan

Meski menyebalkan, panu sebenarnya bisa dicegah agar tidak datang kembali.

Biasanya, dokter akan meresepkan beberapa produk perawatan kulit atau oral untuk digunakan pasien selama satu atau dua kali dalam sebulan.

Baca juga: Mengenal Panu, Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Cara Mengatasinya

Berikut beberapa contoh obat yang biasa diberikan:

  • Selenium sulfida (Selsun) 2,5 persen, dalam bentuk losion atau sampo
  • Ketoconazole (Ketoconazole, Nizoral, dan lainnya), dalam bentuk krim, gel atau sampo
  • Itraconazole (Onmel, Sporanox), dalam bentuk tablet, kapsul atau larutan oral
  • Tablet flukonazol (Diflucan) atau larutan oral

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com