Mungkin kebanyakan barbershop dapat memberikan fasilitas yang serupa untuk memanjakan para pelanggan.
Tapi bagi pelaku bisnis, pelayanan yang diberikanlah yang menjadi kuncinya.
"Kalau dilihat dari kita sebagai pelaku (pemilik bisnis barbershop) mungkin bukan cara memotongnya atau hasil cukurannya segala macam,"
"Tapi menurut saya secara karakter barbershop itu pasti memiliki pelayanan tersendiri. Itulah yang banyak dicari," kata @haijoel.
Pelayanan yang dimaksud Jule, sapaan akrabnya, bisa berupa bagaimana cara seluruh staf di barbershop saat berkomunikasi dengan pelanggan sehingga memungkinkan terjalin sebuah koneksi.
Kemudian tinggal bagaimana koneksi itu dibangun antara pelanggan, para kapster atau tim yang ada di barbershop.
"Pengalaman yang seperti itu sih yang bisa dibangun, gimana caranya orang itu (pelanggan) cocok sama kita dan enggak cuma soal hasil cukuran,"
"Ketika pelanggan repeat lagi, artinya mereka punya pengalaman yang berkesan, bisa mendapat banyak masukan serta solusi dari permasalahan rambut," kata Jule.
Sebagian orang yang potong rambut di barbershop tidak selamanya mengutamakan gaya rambut. Tapi mereka kerap membawa masalah rambut yang dimiliki untuk segera diatasi.
Ketika komunikasi itu sudah terjalin baik, bukan tidak mungkin solusi dari permasalahan yang dialami pelanggan itu bisa teratasi dengan baik.
"Barbershop tidak cuma bicara jasa, tapi juga edukasi untuk memecahkan solusi permasalahan rambut tertentu."
"Misalnya ada yang datang, rambutnya ada kotombe atau kerontokan rambut. Mereka akan tanya ini bagaimana ya mengatasinya," jelas Iman.
Berdasarkan masalah itu pula yang menjadikan peluang bisnis untuk bisa melahirkan atau menciptakan inovasi produk sebagai solusinya.
Tidak menutup kemungkinan bahwa personal branding dari para kapster juga dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi sebuah barbershop.
Personal branding ini bisa saja dibangun masing-masing kapster karena terkenal keahliannya dalam memotong rambut, gaya komunikasi yang seru, sering membagikan tips atau edukasi berkaitan dengan profesinya di media sosial atau cara mereka saat memotong rambut.
Ketika seorang kapster ini memiliki daya tarik yang kuat, maka hal itu bisa saja mengundang banyak pelanggan untuk potong rambut di barbershop tertentu.
Faktor ini merupakan lanjutan dari pemecahan solusi dan personal branding yang sudah sukses dibentuk.
Setiap pelanggan yang percaya dan puas dengan pelayanan di barbershop, kemungkinan besar mereka akan balik lagi.
"Jadi mungkin itu yang bikin beda. Pelanggan menjadi percaya saat datang ke barbershop, personal branding yang menarik, cukur tidak cuma cukur rambut, konsultasi dan lain sebagainya," kata Iman.
Baca juga: Mengintip Barbershop Terkecil di Dunia, Cuma Muat Dua Pelanggan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.