Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Biduran Akibat Cuaca Dingin, Wanita Lebih Berisiko

Kompas.com - 21/02/2023, 09:32 WIB
Dinno Baskoro,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Biduran atau urtikaria merupakan reaksi kulit yang ditandai dengan ruam merah yang diserta gatal.

Biasanya kondisi ini dialami seseorang setelah terpapar oleh alergen (pemicu alergi), termasuk cuaca dingin.

Saat hal itu terjadi, tubuh dapat melepaskan zat kimia yang disebut histamin yang kemudian memicu gatal atau ruam pada kulit.

Baca juga: 5 Alasan Stres Bisa Jadi Pemicu Biduran, dan Cara Mengatasinya 

Fakta biduran akibat cuaca dingin

Ilustrasi alergi cuaca dinginUnsplash Ilustrasi alergi cuaca dingin

Meski biduran akibat cuaca dingin bukanlah suatu penyakit yang membahayakan, tapi kemunculannya yang secara tiba-tiba bisa membuat penderitanya merasa tidak nyaman hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

Bahkan jika tidak segera diatasi, reaksi gatal atau biduran yang dialami bisa meluas.

Pada kasus yang jarang, area gatal bisa membengkak dan meluas ke area permukaan kulit di sekitarnya.

Seseorang yang merasa gatal atau muncul ruam merah saat berada di lingkungan dingin perlu memeriksakan kondisinya ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Melansir laman Emergency-Live, berikut beberapa fakta biduran akibat cuaca dingin yang jarang diketahui.

1. Sering disebut alergi dingin

Biduran dapat terjadi dalam waktu yang cepat ketika tubuh terpapar cuaca dingin.

Gejala yang muncul biasanya ditandai dengan bintik merah di kulit, bentuknya bulat, gatal yang mirip gigitan serangga yang muncul setelah 5-10 menit terpapar suhu dingin.

Kondisi ruam yang disertai gatal ini dapat bertahan di kulit selama beberapa jam atau lebih lama.

Pada beberapa orang dengan riwayat kesehatan, gejala yang dialami bisa semakin beragam.

Misalnya takikardia, tekanan darah rendah, reaksi pembengkakkan di tangan dan kaki, sakit perut, pingsan sampai syok anafilaktik.

Jika terjadi reaksi kulit terhadap dingin, penting untuk berkonsultasi ke dokter kulit agar mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com