ADA puluhan juta warga, mungkin Anda salah satunya, yang bertanggung jawab mengurusi kedua orang tua mereka sekaligus anak-anaknya sendiri. Menurut PEW Research, setidaknya 47 persen orang dewasa berusia 40-an dan 50-an di dunia saat ini mendapati diri mereka terjepit di antara dua generasi atau lebih dikenal sebagai sandwich generation.
Istilah generasi sandwich diperkenalkan pertama kali tahun 1981 oleh seorang profesor sekaligus direktur praktikum Universitas Kentucky di Lexington, Amerika Serikat (AS), bernama Dorothy A Miller. Generasi sandwich merupakan generasi orang dewasa yang harus menanggung hidup tiga generasi, yaitu orang tuanya, dirinya sendiri, dan anaknya.
Kenapa diberi istilah sandwich? Kondisi itu diibaratkan seperti sandwich karena sepotong daging terhimpit oleh dua buah roti. Roti tersebut diibaratkan sebagai orang tua (generasi atas) dan anak (generasi bawah). Sedangkan isi utama sandwich berupa daging, mayonnaise, dan saus yang terhimpit oleh roti diibaratkan bagai diri sendiri.
Baca juga: Menikah dengan Generasi Sandwich? Ini Cara Memutus Rantai Generasi Sandwich
Disarikan dari berbagai sumber, generasi sandwich terjadi pada seseorang, baik pria maupun wanita, yang memiliki rentan umur dari 30 hingga 40 tahun. Namun sebagian pakar ada yang menyebutkan rentang umur mereka adalah antara 30 hingga 50 tahun.
Aging and Elder Care Expert bernama Carol Abaya pernah mengategorikan generasi sandwich menjadi tiga ciri berdasarkan perannya.
Pertama, The Traditional Sandwich Generation. Orang dewasa berusia 40 hingga 50 tahun yang dihimpit oleh beban orang tua berusia lanjut dan anak-anak yang masih membutuhkan finansial.
Kedua, The Club Sandwich Generation. Orang dewasa berusia 30 hingga 60 tahun yang dihimpit oleh beban orang tua, anak, cucu (jika sudah punya), dan atau nenek kakek (jika masih hidup).
Ketiga, The Open Faced Sandwich Generation. Siapapun yang terlibat dalam pengasuhan orang lanjut usia, namun bukan merupakan pekerjaan profesionalnya (seperti pengurus panti jompo) termasuk ke dalam kategori ini.
Tidak mengherankan jika penelitian menunjukkan bahwa orang dewasa "generasi sandwich" sering mengalami tingkat stres yang lebih tinggi daripada orang dewasa lainnya dan cenderung mengatakan bahwa mereka selalu merasa terburu-buru atau terdesak waktu.
Pasalnya, ada tuntutan dalam memikul tanggung jawab keuangan untuk anak-anak mereka sekaligus orang tua mereka yang lanjut usia. Akibatnya, begitu terimbas pada masa depan keuangan atau kesejahteraan mereka sendiri.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.