Oleh: Rangga Septio Wardana dan Ristiana D. Putri
KOMPAS.com - Hidup bahagia tentu menjadi keinginan semua orang. Tak heran jika kita akan melakukan berbagai hal untuk menemukan kebahagiaan.
Pasalnya, setiap orang memiliki cara tersendiri dalam memaknai dan menciptakan kebahagiaan. Namun, kebahagiaan tidak ditentukan dari seberapa banyak harta atau kekayaan yang kita miliki.
Mengutip The Sense of Wellbeing in America karya Angus Campbell (1981), kebahagiaan tidak bisa dikelompokkan berdasarkan pendapatan, geografi, atau pendidikan, karena banyak orang yang berada di kategori tersebut tetap merasa tidak bahagia.
Lalu, bagaimana cara bahagia? Dalam siniar Beginu bersama Wisnu Nugroho, Pemimpin Redaksi Kompas.com, bertajuk “Arbain Rambey, Panduan Riang Gembira” dengan tautan dik.si/BeginuArbainP2, Arbain Rambey membagikan kisahnya dalam pencarian makna kebahagiaan.
Menemukan kebahagiaan sebenarnya bisa dilakukan dengan hal-hal sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Seligman, Direktur Pusat Psikologi Universitas Pennsylvania (2005), kebahagiaan adalah hasil penilaian terhadap diri dan hidup yang memuat emosi positif.
Energi positif tersebut antara lain kenyamanan dan kegembiraan yang meluap atau aktivitas positif yang tidak memenuhi komponen emosi apa pun, seperti absorbsi dan keterlibatan.
Baca juga: Mengelola Emosi Negatif di Lingkungan Kerja
Sementara itu, menurut buku Meraih Kebahagiaan (2009) karya Jalaludin Rahmad, kebahagiaan adalah suatu perasaan yang menyenangkan serta penilaian seseorang akan kehidupan yang dijalani.
Dilansir dari CNET, menurut penelitian ada beberapa panduan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan perasaan bahagia.
Hubungan sosial menjadi faktor terbesar yang mempengaruhi kebahagiaan. Penelitian Harvard Study of Adult Development menyebut faktor terbesar yang membuat orang tetap bahagia sepanjang hidup adalah memiliki hubungan erat dengan pasangan, keluarga, teman, anggota komunitas, atau lainnya.
Pasalnya, orang yang memiliki hubungan erat cenderung lebih bahagia dan sehat secara fisik maupun mental.
Dilansir Harvard Edu, Robert Waldinger, profesor psikiatri Harvard Medical School, juga menyebutkan hubungan yang baik akan membuat tubuh lebih sehat dan membantu kita hidup lebih lama.
Itu sebabnya, hubungan sosial lebih bermakna dibanding dengan harta dan ketenaran. Bahkan, hubungan ini juga melindungi seseorang dari ketidakpuasan hidup, menjaga kesehatan mental dan fisik, dan membuat kita panjang umur dan bahagia.
Seligman (2005) dalam buku Authentic Happiness: Menciptakan Kebahagiaan dengan Psikologi Positif menjelaskan bahwa bersyukur terhadap tiga hal yang terjadi dalam setiap harinya akan meningkatkan kebahagiaan dan mengurangi gejala depresi.