KOMPAS.com - Kabar bayi obesitas di Bekasi menyita perhatian publik beberapa hari belakangan.
Muhammad Kenzi Alfaro, yang baru berusia 16 tahun itu berbobot 27 kilogram, setara dengan anak usia delapan tahun.
Dampaknya, balita itu belum bisa berjalan seperti banyak anak seusianya. Ia hanya sanggup berdiri selama beberapa detik lalu duduk kembali.
Ia sendiri belum makan nasi namun sempat diberi susu kental manis saat usianya 12 bulan karena orangtuanya tak sanggup membeli susu formula.
Baca juga: Bahaya Memberikan Susu Kental Manis pada Balita
Obesitas pada anak adalah penyakit yang kompleks dengan banyak faktor yang berkontribusi, termasuk genetika, pola makan, tingkat aktivitas fisik, dan rutinitas tidur.
Kondisi tempat tinggal dan beraktivitas sehari-hari juga bisa berpengaruh pada pola makan anak.
Anak obesitas cenderung lebih berisiko mengalami asma, sleep apnea, masalah tulang dan persendian, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.
Baca juga: Serba-serbi Obesitas, Penyakit atau Bukan?
Jika berlanjut hingga dewasa, risiko obesitas berkembang menjadi stroke, berbagai jenis kanker, kematian dini, dan penyakit mental, seperti depresi klinis dan kecemasan.
Ironisnya, tidak ada satu solusi praktis untuk mengatasi obesitas pada anak.
Akan tetapi, orangtua bisa menjaga agar buah hati memiliki berat badan yang sehat dengan membiaskan pola hidup sehat, sedari dini di rumah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.