Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaya Hidup Kekinian Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung pada Anak Muda

Kompas.com - 23/02/2023, 13:20 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Penyakit jantung termasuk serangan jantung, detak jantung tidak teratur, dan masalah lainnya dulunya identik dialami orang tua.

Tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan kebiasaan merokok biasanya merupakan salah satu pemicunya.

Namun perubahan gaya hidup masa kini rupanya membuat risiko penyakit jantung semakin meningkat di kalangan anak muda.

Baca juga: Kenali, Pemicu Serangan Jantung di Usia Muda

Gaya hidup masa kini tingkatkan risiko penyakit jantung anak muda

Studi tahun 2022 yang dilakukan oleh rumah sakit Cedars Sinai, LA tentang peningkatan hampir 30 persen kematian akibat serangan jantung di orang usia 25-44 tahun sejak awal pandemi Covid-19.

Studi lain dari Johns Hopkins, yang diterbitkan pada tahun 2018 yang meninjau 28.000 rawat inap karena serangan jantung selama periode 20 tahun. 

Hasilnya, tingkat serangan jantung untuk wanita berusia 35 hingga 54 tahun meningkat, bahkan ketika tingkat kematian keseluruhan untuk penyakit jantung menurun.

Baca juga: Cara Cegah Gagal Jantung bagi Anak Muda Usia 20an

Ilustrasi penyakit jantung. SHUTTERSTOCK/ Africa Studio Ilustrasi penyakit jantung.

Dr. Jim Liu, ahli jantung di Pusat Medis Wexner Universitas Negeri Ohio, AS mengaku menangani lebih banyak pasien muda dengan penyakit jantung selama 5-10 tahun belakangan.

Beberapa tidak memiliki faktor risiko riwayat keluarga namun mungkin lebih rentan terhadap masalah dan indikator lain yang dapat meningkatkan risiko secara keseluruhan.

Data dari survei Ohio State menemukan 47 persen orang di bawah 45 tahun sering kali tidak percaya bahwa mereka berisiko terkena penyakit jantung.

"Salah satu penyebabnya bisa jadi peningkatan obesitas baru-baru ini," kata Liu, dikutip dari Insider.

Baca juga: Agar Terhindar dari Obesitas, Ketahui 5 Tips Menjaga Berat Badan

Di AS, prevalensi obesitas meningkat dari 3 persen menjadi 4,4 persen selama 2020-2021 karena semakin banyak orang yang meningkatkan asupan alkoholnya.

Anak muda juga lebih rentan terhadap gaya hidup yang lebih banyak duduk, belum lagi kebiasaan olahraga yang turun selama pandemi.

"Karena pandemi, orang mungkin sedikit kurang aktif, mungkin makan lebih buruk," kata Liu.

"Jadi itu bisa diterjemahkan menjadi tekanan darah yang memburuk, peningkatan berat badan, dan masalah kesehatan jangka panjang, khususnya kardiovaskular."

Menurutnya, kebanyakan anak muda juga tidak menyadari bahaya penyakit jantung di balik gaya hidup terkini yang dijalani.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com