Konsumsi makanan yang tinggi karbohidrat bisa membuat tubuh menahan air, yang bisa membuat perut terasa kembung.
Beberapa jenis karbohidrat mulai dari makanan olahan, makanan manis, buah dan sayuran serta minuman berkarbonasi seperti soda dapat memicu produksi gas perut.
Menurut penelitian di Archives of General Psychiatry, berlebihan asupan karbohidrat dapat mengaktifkan bagian otak dengan cara yang mirip dengan pola yang terlibat pada ketergantungan zat seperti kecanduan narkoba dan alkohol.
Mengonsumsi karbohidrat juga memicu pelepasan dopamin, hormon kesenangan.
Sehingga dari penelitian itu ditemukan fakta bahwa berlebihan mengonsumsinya bisa meningkatkan nafsu makan berlebihan untuk terus mengonsumsi jenis karbohidrat yang lain.
Baca juga: Jenis Karbohidrat yang Berbahaya bagi Kesehatan Jantung
Karbohidrat terutama yang berasal dari makanan bertepung seperti keripik, pasta, dan roti dipecah oleh air liur menjadi gula.
Berdasarkan studi The American Journal of Clinical Nutrition, sisa gula yang menempel di sela-sela gigi kerap menjadi makanan favorit bagi bakteri di mulut untuk kemudian berkembang biak serta menghasilkan asam yang memengaruhi pH mulut.
Dampaknya pada gigi bisa memicu plak, menyebabkan demineralisasi gigi, dan pembusukan hingga dapat berkembang menimbulkan kerusakan pada gigi.
Untuk mencegah masalah itu terjadi, ada baiknya jika kita rajin menggosok gigi setiap kali sehabis makan makanan tinggi karbohidrat.
Glukosa dari karbohidrat adalah sumber energi utama otak. Tetapi ketika berlebihan mengonsumsinya dalam jangka panjang, hal itu bisa menjadi bumerang bagi kesehatan otak.
Pda sebuah studi National Institutes of Aging, para peneliti Mayo Clinic melacak 1.230 orang berusia 70 tahun ke atas selama empat tahun dan menemukan bahwa mereka yang menjalani diet tinggi karbohidrat, termasuk diet tinggi gula, memiliki risiko hampir empat kali lipat untuk mengembangkan gangguan kognitif ringan.
"Asupan karbohidrat yang tinggi bisa berdampak buruk bagi otak karena karbohidrat memengaruhi metabolisme glukosa dan insulin," kata ilmuwan Rosebud Roberts, seorang ahli epidemiologi Mayo Clinic.
Asupan karbo berlebihan juga dapat memicu jerawat muncul dan memperparah kondisinya.
Para peneliti dalam Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics mengumpulkan data dari 248 orang (115 pria, 133 wanita).
Rata-rata peserta berusia 18 hingga 25 tahun yang mengisi kuesioner dan mengukur tingkat keparahan jerawat dan kebiasaan pola makan mereka.
Kemudian hasil risetnya menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi karbo berlebihan berpotensi memiliki jerawat dengan tingkat keparahan sedang.
Jerawat yang muncul bisa bertambah parah ketika mereka tidak menjaga pola makan dan berlebihan konsumsi gula yang lain seperti dari minuman manis hingga makanan tinggi lemak jenuh.
Baca juga: Apakah Quinoa Cocok Dikonsumsi Pelaku Diet Rendah Karbohidrat?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.