Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manfaat dan Risiko Kerokan untuk Redakan Masuk Angin

Kompas.com - 27/02/2023, 19:57 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sering pulang malam atau terpapar udara dingin dapat membuat tubuh terserang "masuk angin".

Masuk angin merupakan kondisi di mana tubuh sedang tidak fit, ditandai dengan badan pegal, perut kembung, pusing, hingga mual dan muntah.

Saat masuk angin, sebagian besar orang Indonesia mengatasinya dengan kerokan.

Kerokan untuk masuk angin

Kerokan umumnya dilakukan di bagian punggung, bokong, leher, lengan, dan betis dengan menggunakan benda tumpul seperti uang koin atau batu giok.

Sebagai pelicin agar kerokan tidak menyebabkan lecet atau luka di kulit, orang-orang menggunakan minyak atau losion.

Beberapa minyak yang dipakai untuk kerokan antara lain minyak telon, minyak kelapa, dan minyak zaitun.

Tekanan yang diberikan biasanya ringan. Namun tergantung kemampuan pasien menahan rasa nyeri, tekanan tersebut bisa ditingkatkan secara bertahap.

Jika setelah dikerok muncul guratan merah di permukaan kulit, itu dianggap sebagai tanda masuk angin.

Ada pula anggapan, semakin merah warna guratan yang dihasilkan dari kerokan, semakin banyak pula angin yang keluar dari tubuh.

Makanya, kerokan dinilai lebih manjur menyembuhkan masuk angin daripada minum obat. Benarkah demikian?

Baca juga: Fakta Kerokan untuk Mengatasi Masuk Angin, Benarkah Efektif?

Manfaat kerokan

Beberapa studi menemukan, praktik kerokan menghasilkan efek anti nyeri, antiradang, dan memperbaiki sistem kekebalan tubuh.

Hanya saja, bukti ilmiah terkait manfaat kerokan dari sisi medis masih sangat terbatas.

Kerokan diketahui bermanfaat untuk:

1. Meredakan nyeri kepala sebelah

Sebuah studi menemukan, wanita berusia 72 tahun dengan nyeri kepala kronis yang menjalani terapi kerokan selama 14 hari merasakan penurunan gejala.

Namun, diperlukan studi lebih lanjut demi memastikan manfaat kerokan untuk meredakan nyeri kepala.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com