KOMPAS.com - Mencoba menolong orang lain yang sedang terbelenggu oleh masalah atau kesulitan adalah hal yang baik dan mulia.
Terlebih, sebagai manusia kita memang sudah seharusnya hidup untuk saling tolong menolong.
Kendati demikian, sifat suka menolong ini ternyata tidaklah sama dengan sifat penyelamat yang juga dikenal dengan savior complex atau white knight syndrome.
Alih-alih berusaha memberikan solusi bagi orang lain, savior complex justru tidak sehat secara psikologis karena dapat menjadi bumerang bagi diri kita sendiri.
Sebab, savior complex cenderung membuat kita berkeinginan untuk menolong orang lain secara berlebihan, yang bahkan bisa melampaui kemampuan diri kita sendiri agar dianggap sebagai pahlawan.
Hal ini tentunya akan berdampak negatif, terutama pada masalah yang ada di dalam kehidupan kita pribadi.
Baca juga: 6 Manfaat Menolong Orang Lain
Untuk itu, dilansir dari laman Psychology Today, ada beberapa cara yang kita lakukan dalam mengendalikan dorongan untuk menyelamatkan orang lain sebagai berikut.
Ketika orang curhat kepada kita, mereka sering kali mencari jalan keluar untuk mengeluarkan emosi yang terpendam dan bukannya ingin diperbaiki.
Masalah besar bagi banyak "penyelamat" adalah anggapan yang keliru bahwa orang tidak mampu menyelesaikan masalah mereka sendiri.
Jika kita bisa berlatih untuk mendengarkan dengan lebih aktif, maka kita mungkin akan mengetahui bahwa orang tersebut hanya mencari seseorang yang mendukung dan seseorang yang mau mendengarkan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.