KOMPAS.com - Sampai tahun ini, diet Mediterania masih dianggap sebagai diet terbaik di dunia karena manfaatnya untuk kesehatan dan mengurangi berat badan.
Diet Mediterania menjadi "primadona" di kalangan pegiat kebugaran. Para ahli menilai, pola diet ini berkelanjutan untuk dilakukan jangka panjang.
"Anggaplah cara makan ini sebagai gaya hidup, bukan diet jangka pendek," kata ahli diet terdaftar Julia Zumpano, RD, LD.
"Isi menu makan dengan makanan yang memiliki banyak manfaat nutrisi."
Baca juga: 7 Tips Diet Mediterania untuk Turunkan Berat Badan
Diet Mediterania berfokus pada makanan nabati dan lemak sehat, namun bisa diterapkan secara fleksibel dan menunya disesuaikan dengan kreativitas pelaku diet tersebut.
"Studi yang meneliti peserta di tujuh negara di sekitar Laut Mediterania menunjukkan, mereka makan makanan yang sangat mirip."
"Dan mereka memiliki masalah kesehatan yang lebih sedikit," jelas Zumpano.
Secara garis besar, menu makanan dalam diet Mediterania terdiri dari:
"Hal terbaik tentang diet Mediterania adalah orang-orang dapat mengikutinya," tutur Zumpano.
"Alasan orang mengikuti pola diet ini selama berabad-abad adalah karena ini berfokus pada seluruh makanan yang relatif dapat diakses dengan mudah."
Berikut adalah menu diet Mediterania yang disarankan:
"Kami menganjurkan makan ikan sekitar tiga kali seminggu," kata Zumpano.
"Setiap jenis ikan dapat memainkan peran penting dan menjadi sumber protein yang baik, namun ikan yang kaya omega-3 telah terbukti mencegah peradangan."
Asam lemak omega-3 adalah lemak sehat yang sangat berlimpah dalam ikan seperti:
Porsi yang disarankan: tiga porsi per minggu.
Baca juga: 5 Tips Praktis untuk Menerapkan Diet Mediterania
"Unggas tanpa kulit, seperti ayam dan kalkun, adalah pilihan protein kedua yang lebih disukai," lanjut Zumpano.
Selain ikan dan unggas, sumber utama protein berasal dari makanan nabati, yaitu:
Disebut minyak zaitun ekstra-virgin, karena buah zaitun hanya diolah dengan cara diperas, tanpa menggunakan bahan kimia atau diubah oleh suhu tertentu.
Cara ini membuat konsentrasi fenol, senyawa organik di dalamnya terjaga. Konsentrasi fenol menyediakan efek antioksidan.
Antioksidan melindungi tubuh dari kerusakan sel yang dapat mempercepat proses penuaan dan meningkatkan risiko berbagai penyakit.
Adapun polifenol dalam minyak zaitun yang terbukti mencegah kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi.
Minyak zaitun ekstra-virgin dapat ditambahkan ke dalam salad, olahan sayuran lain, atau pasta gandum.
"Studi menunjukkan, orang-orang yang tinggal di Mediterania yang mengonsumsi minyak zaitun dalam jumlah banyak tidak mengalami konsekuensi kesehatan negatif," terang Zumpano.
Porsi yang disarankan: antara 1-4 sendok makan per hari.
Baca juga: Panduan Diet Mediterania dengan Menu Makanan Indonesia
"Buah-buahan dan sayuran menyediakan antioksidan, fitokimia, dan fitonutrien."
"Konsumsi buah dan sayuran bervariasi untuk memaksimalkan nutrisi dan manfaatnya," sambung Zumpano.
Ia menyarankan untuk menambahkan buah atau sayuran yang jarang kita makan secara teratur demi memperkaya menu makanan kita.
Porsi yang disarankan: tiga porsi buah per hari dan tiga porsi atau lebih sayuran per hari.
Diet Mediterania juga mencakup makanan yang minim pengolahan, yaitu biji-bijian utuh seperti oat, quinoa, barley, dan nasi cokelat.
Zumpano mencatat, sebagian besar nutrisi dalam biji-bijian olahan sudah dihilangkan.
"Seringkali panas atau bahan kimia digunakan untuk memproses biji-bijian menjadi produk berbasis tepung putih dan makanan ringan,"
"Proses ini menghilangkan sebagian besar nutrisi," ujar Zumpano.
Daripada mengonsumsi biji-bijian olahan, pilihlah oat, barley, nasi cokelat, ubi jalar, serta roti gandum, sereal gandum dan pasta gandum.
Sayuran bertepung yang juga termasuk dalam kategori ini meliputi:
Porsi yang disarankan: 3-6 porsi per hari. Satu porsi setara dengan setengah cangkir sayuran bertepung matang, sepertiga cangkir pasta atau nasi, sepotong roti gandum, atau 30 gram sereal kering.
Baca juga: Panduan Menu Harian Diet Mediterania, Diklaim Paling Sehat di Dunia
"Keju adalah satu makanan yang sebaiknya dibatasi," sebut Zumpano.
"Rekomendasi diet Mediterania adalah sekitar 85 gram keju per minggu. Kebanyakan orang makan sekitar 85-114 gram keju setiap hari."
Jika kesulitan menjalani diet Mediterania tanpa mengonsumsi keju, Zumpano menyarankan untuk makan keju natural, keju cottage, feta, mozzarella, ricotta, dan keju kambing.
Lalu, produk susu lainnya adalah susu skim, yogurt Yunani, yogurt tawar, atau yogurt rendah gula.
Porsi yang disarankan: tidak lebih dari 85 gram keju per minggu, dan beralih dari susu berlemak tinggi.
Ketika membuat roti atau kue di rumah, perhatikan bahan yang digunakan. Jika memungkinkan, batasi bahan-bahan yang tidak sehat.
Caranya:
Baca juga: Diet Mediterania Bisa Bantu Atasi Masalah Perut Buncit
"Pola diet Mediterania tidak menyingkirkan banyak makanan, kecuali makanan ultraproses yang kita tahu mungkin tidak baik untuk kesehatan," kata Zumpano.
Sederet makanan ini sebaiknya dibatasi:
Saat menerapkan diet Mediterania, ikan, unggas dan protein nabati adalah alternatif untuk daging merah seperti daging sapi, babi, dan domba.
"Jika memiliki penyakit jantung progresif, kurangi asupan daging merah," saran Zumpano.
"Tetapi jika kita mengikuti diet Mediterania untuk kesehatan jantung secara keseluruhan, daging merah dapat dimasukkan dalam jumlah sedang."
Cobalah untuk membatasi porsi daging merah tidak lebih dari satu porsi (sekitar 85 gram) per minggu.
Ganti makanan olahan seperti roti putih dan nasi putih dengan biji-bijian utuh yang lebih sehat.
Beralihlah dari susu utuh atau susu murni dan cream sauce dengan memilih produk non-susu, susu bebas lemak atau susu lemak 1 persen.
Batasi yogurt manis dan yogurt full-fat, dan memilih yogurt plain atau rendah lemak sebagai gantinya.
Keju yang diproses seperti keju Swiss, keju Gruyere, dan keju Cheddar juga sebaiknya dihindari.
Kuning telur memiliki lemak jenuh yang dapat meningkatkan kolesterol.
Sebagian besar orang sehat dapat makan antara 4-6 porsi kuning telur per minggu sambil mengikuti diet Mediterania.
Namun untuk memperoleh manfaat maksimal, utamakan putih telur daripada kuning telur.
Kue kemasan, biskuit, donat, dan kudapan manis lainnya sarat akan gula dan karbohidrat olahan dan hampir tidak mengandung nilai gizi.
"Di acara-acara khusus tidak apa-apa (roti dan kue panggang olahan), tetapi tidak setiap minggu apalagi setiap hari," catat Zumpano.
Saat memasak makanan, pilih metode panggang (baking, broiling, roasting atau grilling), bukan digoreng.
Atau, terapkan teknik air frying (menggoreng makanan dengan menggunakan udara panas) dan pan frying (melumasi wajan dengan sedikit minyak) untuk menghasilkan gorengan yang tak hanya lezat, tetapi juga sehat.
"Ikan yang diolah dengan teknik pan-fried memiliki rasa yang renyah di bagian luar," ujar Zumpano.
Baca juga: Mengapa Diet Mediterania Bisa Amat Populer?
Berikut adalah beberapa manfaat diet Mediterania yang terbukti secara ilimiah:
1. Menjaga kesehatan jantung
Studi tahun 2018 menemukan, orang yang mengikuti diet Mediterania selama lima tahun berisiko lebih rendah (30 persen) terkena serangan jantung, stroke dan kematian terkait kardiovaskular.
Hasil itu dibandingkan mereka yang mengikuti diet rendah lemak selama waktu yang sama.
2. Mengurangi peradangan
Diet Mediterania berfokus untuk mengurangi inflamasi atau peradangan.
"Peradangan menurunkan kemampuan tubuh untuk bekerja pada kapasitas puncak, yang akhirnya menyebabkan penyakit," jelas Zumpano.
"Tetapi pola makan ini mendorong pembentukan senyawa kimia dan enzim anti-inflamasi yang bekerja melawan peradangan dan melindungi tubuh kita."
3. Mengurangi risiko penyakit tertentu
Peradangan meningkatkan risiko beberapa penyakit termasuk demensia, kanker, serta masalah kesehatan terkait usus.
Namun, menjalani diet Mediterania dapat mengurangi risiko tersebut.
Diet Mediterania juga dikaitkan dengan fungsi otak yang lebih baik, gula darah stabil, usus yang sehat dan penurunan risiko kanker tertentu.
Baca juga: Diet Mediterania Bikin Usia Hidup Lebih Panjang, Apa Sebabnya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.