Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 01/03/2023, 11:34 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Diagnosis penyakit serius yang amat mendadak bisa menimbulkan riak dalam hubungan, sekokoh apa pun relasi kita dengan pasangan.

Tak hanya tantangan fisik yang muncul akibat sakit tersebut namun juga berdampak pada psikis dan emosional.

Hal ini yang santer dikabarkan terjadi dalam pernikahan Indra Bekti dan Aldila Jelita sehingga berujung pada gugatan cerai.

“Pasangan yang sakit mungkin tidak merasakan apa yang mereka rasakan sebelum sakit. Dan orang yang tidak sakit mungkin tidak tahu bagaimana menangani perubahan tersebut," kata Rena Szabo, PsyD, direktur bagian psiko-onkologi di Banner MD Anderson Cancer Center di Banner Gateway Medical Center di Gilbert, AZ.

Baca juga: Benarkah Saat Pasangan Sakit Keras Tingkat Perceraian Meningkat?

"Ketegangan dapat mendorong pemahaman kedua orang tentang 'sakit dan sehat' ke titik puncaknya."

Menjaga hubungan tetap solid kala isu kesehatan mendera

"Ini bisa membuat kewalahan,” pungkas Dr. Szabo.

Untuk menghadapi kondisi ini, setiap pasangan perlu menegosiasikan kembali peran, tanggung jawab, kebutuhan fisik, kebutuhan emosional, kebutuhan keintiman, dan rencana masa depannya.

Baca juga: Digugat Cerai, Indra Bekti: Lebih Baik seperti Ini daripada Menyakiti

Tips untuk orang yang sakit

“Berurusan dengan penyakit serius dapat mengubah hubungan Anda dengan orang-orang dalam hidup Anda,” kata Dr. Szabo.

“Rasa sakit atau penyakit kronis dapat membuat Anda, teman, dan keluarga Anda frustrasi. Bagaimana Anda dan orang lain merespons tekanan kondisi Anda dapat mempengaruhi kualitas hubungan Anda.”

Penyebab sakit kepala.iStockphoto/Liderina Penyebab sakit kepala.
Ia membagikan sejumlah tips bagi penderita penyakit kronis agar hubungannya dengan pasangan tetap kuat, antara lain:

  • Ingat bahwa kita masih orang yang sama. Penyakit ini tidak mendefinisikan diri kita
  • Jaga komunikasi tetap terbuka—terbuka dan jujur. Orang hanya mengerti apa yang kita pikirkan atau rasakan jika diberi tahu.
  • Ungkapkan kebutuhan, perasaan, dan gagasan kita dengan jujur dan langsung, tanpa merendahkan atau menyakiti orang lain.
  • Jangan berbohong tentang gejala yang dialami.
  • Gunakan pernyataan “Saya” untuk mendeskripsikan masalah. Dengan begitu, pasangan tidak merasa disalahkan atau dikritik, dan kita tetap fokus pada kebutuhan dan keinginan diri sendiri.
  • Hindari mengeluh tanpa henti, yang bisa menguras tenaga. Alih-alih, bicarakan tentang bagaimana kita dapat mengubah bagian-bagian hidup yang membuat tidak bahagia.
  • Mengadopsi pandangan positif. Cobalah untuk menemukan humor dalam berbagai situasi.
  • Gunakan kejujuran dan transparansi untuk menumbuhkan kedekatan.
  • Ingat bagaimana kita dan pasangan mengatasi situasi sulit di masa lalu dan gunakan strategi tersebut sekarang.
  • Berikan ruang untuk "waktu istirahat". Penyakit serius dapat menyebabkan perasaan marah dan depresi. Beri diri sendiri dan pasangan ruang untuk merasakan emosi tersebut dan luangkan waktu untuk berduaan.
  • Tetap intim. Keintiman tidak selalu berarti seks. Itu berarti menghabiskan waktu bersama — berpegangan tangan, membaca bersama, berbicara, dll.
  • Temukan waktu untuk melakukan hal-hal yang kita sukai.
  • Beri tahu orang lain apa yang diharapkan dari diri sendiri ketika sembuh—dan apa yang tidak diharapkan.
  • Lepaskan rasa bersalah karena tidak melakukan hal yang sama atau pergi ke tempat yang sama.
  • Bersikaplah lembut dengan diri sendiri.
  • Berkomitmen untuk mendapatkan dan tetap kuat secara emosional dan spiritual.

Baca juga: Perlukah Menemui Psikolog Saat Sakit Kronis Tak Kunjung Sembuh?

Tips untuk pasangan orang yang sakit

“Meskipun pasangan Anda memiliki penyakit serius, penyakit itu benar-benar terjadi pada Anda berdua. Hidup Anda terganggu dalam banyak cara yang sama. Anda berbagi banyak emosi dan kekhawatiran yang sama,” kata Dr. Szabo.

Merawat pasangan yang sakit bisa memberikan tantangan untuk keharmonisan hubunganPexels/ Foto oleh Ivan Samkov Merawat pasangan yang sakit bisa memberikan tantangan untuk keharmonisan hubungan
“Sangat meyakinkan dan menghibur pasangan saat mengetahui bahwa Anda berdua menghadapi penyakit ini bersama-sama dan bahwa dukungan serta keterlibatan Anda akan tabah dan tak tergoyahkan apa pun yang terjadi.”

Baca juga: Mengenal Caregiver Burnout, Kelelahan Merawat Orang Sakit

Hal yang harus kita terapkan agar hubungan tetap solid kala menghadapi kondisi sakit pasangan adalah:

  • Bicaralah dengan pasangan. Jangan berasumsi bahwa kita tahu apa yang dipikirkan atau dirasakan pasangan atau apa yang mereka butuhkan. Kita mungkin mengira pasangan ketakutan namun sebenarnya memendam rasa sedih atau bersalah. Kita mungkin mengira pasangan kuat dan tangguh ketika padahal sebenarnya merasa rentan dan bergantung.
  • Tanyakan pada pasangan apa yang mereka butuhkan. Mereka mungkin membutuhkan dukungan praktis seperti pergi bersama ke dokter, pengetahuan tentang penyakit mereka dan pilihan pengobatan, menerima panggilan telepon dari teman dan kerabat, atau mengambil alih pekerjaan rumah tangga. Mereka mungkin juga membutuhkan dukungan emosional agar kita selaras dan tanggap terhadap perasaan mereka.
  • Berkomitmen untuk terus terhubung secara emosional dan spiritual.
  • Pelajari sebanyak mungkin tentang penyakit pasangan kita
  • Dukung perasaan pasangan kita sebenarnya. Kebanyakan orang merasakan tekanan untuk mempertahankan sikap mental positif, dan tekanan ini menghalangi mereka untuk mengungkapkan perasaan mereka yang sebenarnya. Pasangan kita mungkin memiliki alasan yang baik untuk khawatir dan kesal, serta merasa penuh harapan dan optimis. Kita harus mencoba untuk mendukung dan memvalidasi kedua rangkaian emosi tersebut, tidak hanya yang positif.
  • Hadapi masalah seksual dengan komunikasi terbuka. Pasangan mungkin menghadapi kehilangan libido, impotensi, masalah citra tubuh atau depresi. Perubahan tersebut juga dapat menyebabkan kita kehilangan minat seksual.
  • Perhatikan tanda-tanda kelelahan diri sendiri ketika mengurus pasangan. Tanda-tanda peringatan termasuk menarik diri dari teman dan keluarga, kehilangan minat dalam aktivitas, merasa sedih atau mudah tersinggung, perubahan nafsu makan atau berat badan, perubahan pola tidur, lebih sering sakit, ingin menyakiti diri sendiri atau pasangan yang kita rawat, atau emosional. dan kelelahan fisik. Jika merasakan tanda-tanda ini, carilah bantuan profesional.

Baca juga: Kenali Tanda dan Cara Menghilangkan Stres Saat Merawat Orang Sakit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com