Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketahui, Prinsip STOP Ketika Bertemu Hewan Buas di Alam Terbuka

Kompas.com - 04/03/2023, 08:22 WIB
Gading Perkasa,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat berpapasan dengan hewan buas di hutan, reaksi pertama yang muncul adalah panik, dan ini bisa menimbulkan bencana.

Kepanikan justru membuat hewan buas bertambah agresif dan menyerang kita.

Maka, diperlukan ketenangan dan kemampuan mengendalikan diri bagi seorang petualang atau pendaki di alam bebas.

Baca juga: Bukan Hal Mistis, Ini Asal-Usul Suara Aneh Saat Mendaki Gunung

Prinsip STOP ketika bertemu hewan buas di alam bebas

Indeka Dharma Putra dari Biodiversity Warriors Yayasan KEHATI mengingatkan pentingnya menerapkan empat prinsip dasar saat bertemu hewan buas.

Keempat prinsip itu disebut STOP, yang terdiri dari silent (diam), thinking (berpikir), observe (mengamati) dan prepare (mempersiapkan).

"Dalam situasi tersebut (bertemu hewan buas) kita harus tetap tenang dan diam," ujar pria yang akrab disapa Deka itu kepada Kompas.com melalui pesan singkat, Jumat (3/3/2023).

Ketenangan diperlukan, karena hewan buas --seperti ular-- cenderung bereaksi terhadap gerakan.

Baca juga: Kiat Mengusir Ular Saat Kemah di Alam Terbuka

"Setelah itu kita berpikir dan amati bagaimana jenis hewan yang kita temui, sekaligus atur strategi apakah perlu menangani atau menghindari hewan tersebut," imbuhnya.

Lalu, perlu ada langkah atau persiapan untuk menghadapi kejadian yang tidak diinginkan.

Berikut uraiannya,

Reaksi setelah digigit hewan buas

Seringkali, "perjumpaan" dengan hewan buas seperti ular tidak berakhir baik. Ular tersebut menyerang bahkan kemudian menggigit kita.

Jika itu terjadi, tetaplah tenang. Deka menyarankan untuk melakukan imobilisasi pada area tubuh yang terkena gigitan.

Baca juga: Pertolongan Pertama jika Digigit Ular

"Langkah pertama sesuai anjuran WHO adalah menahan bagian yang tergigit dengan kayu atau benda pengganti lainnya. Lalu ikatkan pada bagian atas bekas gigitan dan bagian tubuh yang berpotensi untuk bergerak," jelas dia.

"Sebab, pergerakan akan mempercepat proses kerusakan bisa. Selanjutnya dapat dibawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat demi mendapatkan pertolongan medis."

Melalui imobilisasi yang tepat, efek bisa ular kemungkinan dapat melambat sehingga memberikan waktu tambahan untuk sistem imun melawan efek tersebut, dan waktu melakukan evakuasi.

Baca juga: Bermain di Alam Terbuka Jaga Kesehatan Mental Anak

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com