Namun, karena fluorida memberikan efek ketahanan terhadap gigi berlubang, para dokter gigi menganggap fluorida dapat menjadi bahan bermanfaat untuk pasokan air selama dalam kadar yang rendah sehingga tidak menyebabkan fluorosis.
Pada 1945, uji coba untuk menyesuaikan kadar fluorida aman dimasukkan dalam air minum diterapkan di delapan kota di AS dan Kanada, termasuk Michigan, New York, Illinois dan Ontario.
Awalnya, ada keraguan karena masih banyak yang tidak diketahui tentang fluorida.
Namun, selama 13-15 tahun kemudian, kasus gigi berlubang pada anak-anak di wilayah tersebut berkurang sebanyak 50-70 persen.
Ini membuktikan, fluorida berhasil memperlambat atau menghentikan pembusukan gigi.
Mulut merupakan tempat berkembang biak bakteri, asam, dan saliva yang selalu mengalami proses pembusukan dan perbaikan secara alami.
Beberapa bakteri di dalam mulut menghasilkan asam saat memproses sisa makanan dan minuman yang dikonsumsi sepanjang hari.
Asam tersebut lalu menumpuk di dalam mulut dan menghilangkan mineral penting dari email, lapisan luar yang melindungi gigi.
Agar mineral yang hilang dapat digantikan, tubuh mengambil kalsium dan fosfat dari saliva untuk dikirimkan kembali ke dalam email gigi dan menjaga gigi tetap terlindungi.
Fluorida membantu dalam proses ini dengan dua jenis berbeda:
Kedua jenis fluorida memiliki manfaat sebagai berikut:
Fluorida topikal diserap oleh email gigi dan lebih kuat daripada mineral awal yang hilang akibat penumpukan asam dan bakteri.
"Setelah kunjungan pembersihan gigi, kami meletakkan pernis fluorida pada gigi. Itu tidak tertelan dan hanya menempel pada permukaan gigi untuk mencegah karies gigi," tutur Janowicz.
Sementara itu, fluorida sistemik terdapat pada air minum dan makanan. Fluorida ini ada di dalam saliva yang terus-menerus membasahi gigi.
Fluorida sistemik bertindak sebagai lapisan yang serupa dengan fluorida topikal dan terintegrasi ke dalam struktur gigi saat gigi berkembang dari usia 6 bulan hingga 16 tahun.