Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/03/2023, 06:25 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sifat dan ciri fisik yang diwarisi seorang anak dari orangtuanya memang selalu menarik untuk dibahas, meski terkadang membingungkan.

Ya, menurut konselor genetik berlisensi dan direktur Program Pascasarjana Konseling Genetik di The Ohio State University Wexner Medical Center Dawn Allain, genetik memang membingungkan.

Bahkan menurutnya, hampir tidak mungkin mengetahui dari mana sifat seseorang berasal dengan tepat.

“Hampir semua sifat dipengaruhi oleh berbagai gen berbeda dan kita mewarisi beberapa di antaranya dari ayah dan ibu," ujarnya

Belum lagi, faktor lingkungan pun berperan.

Kendati demikian, sebenarnya ada beberapa hal yang dapat memberitahu kita mana sifat yang didapat dari ibu, mana dari ayah.

Baca juga: Sering Mirip, Apa Saja yang Diwariskan Orangtua ke Anaknya

Sifat yang diturunkan dari orangtua

Menurut Allain, ada tiga cara kita mewarisi sifat dari orangtua.

Pertama, melalui gen dominan. Misalnya, jika mata kedua orangtua berwarna cokelat, kita juga akan memiliknya.

Faktor kedua adalah dari gen resesif, meski kedua orangtua harus meniliki gen resesif yang sama untuk diwarisi.

Lalu terakhir, sifat X-linked, yang hanya ditemukan di kromosom X dan diturunkan dari ibu, seperti lima sifat yang dikutip dari The Healthy, berikut ini.

Kemampuan menurunkan berat badan

Sifat pertama yang kita warisi dari ibu adalah kemampuan menurunkan berat badan

Jadi, ada dua jenis lemak dalam tubuh.

Pertama, ada lemak baik yang meningkatkan metabolisme dan membantu kita mempertahankan berat yang sehat.

Lalu, ada lemak jahat yang bisa menyebabkan obesitas dan penyakit jika ada terlalu banyak.

Meski semua orang memiliki keduanya, studi yang diterbitkan di Nature Communication menyebutkan, jumlah lemak baik dan seberapa tinggi metabolisme seseorang akan diwarisi dari ibunya.

Kemampuan untuk fokus

Menurut studi yang diterbitkan di JAMA Psychiatry, jika seorang ibu memiliki serotonin alias "hormon bahagia" yang rendah, anaknya akan lebih mungkin mengalami attention-deficit hyperactivity disorder, yang mengakibatkan sulit fokus. Begitu pula sebaliknya.

Baca juga: Tinggi Badan Anak Diwariskan oleh Ayah atau Ibu?

Garis mulut saat tertawa

Bentuk garis mulut dan bagaimana kita menua juga ditentukan oleh akumulasi kerusakan pada DNA mitokondria, gen yang hanya didapatkan dari ibu.

Rusaknya mtDNA ini memang bisa dipengaruhi oleh faktor lain, seperti paparan sinar mafahari, merokok, dan pola makan tidak sehat. Namun menurut studi yang diterbitkan di Nature, beberapa kerusakan akan diwarisi dari ibu.

Jadi, semakin banyak mutasi mtDNA yang diturunkan dari ibu, semakin cepat pula kita menua dan menunjukkan gejalanya. Misalnya saja, rambut yang memutih, kerutan, atau hadirnya garis mulut saat kita tertawa.

Mood

Sifat yang diwarisi dari ibu berikutnya adalah mood.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Neuroscience, struktur bagian otak yang dikenal sebagai sistem kortikolimbik yang mengontrol regulasi emosi, lebih mungkin diturunkan dari ibu ke anak perempuan daripada dari ibu ke anak laki-laki atau dari ayah ke anak-anaknya.

Artinya, kemungkinan besar mood anak perempuan diwarisi dari ibunya, meski hanya sebagian kecil saja.

Ingatan

Sebuah studi baru yang diterbitkan di Biological Psychiatry menemukan bahwa risiko Alzheimer umumnya diturunkan dari ibu.

Penyakit alzheimer ini merupakan salah satu penyebab demensia paling umum, sehingga penting untuk mengetahui faktor apa yang meningkatkan risikonya, termasuk riwayat medis ibu, sehingga kita bisa mulai menjaga kesehatan otak sejak dini.

Baca juga: Bakat, Warisan Genetik yang Diturunkan dari Orangtua ke Anak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com