KOMPAS.com - Pangeran Harry didiagnosis menderita Attention Deficit Disorder (ADD) oleh Dr Gabor Maté, terapis sekaligus pakar trauma asal Kanada.
Kesimpulan klinis itu terungkap dalam wawancara ketika keduanya sedang membahas memoar "Spare", yang ditayangkan secara online.
"Suka atau tidak suka, saya telah mendiagnosis Anda dengan ADD. Anda bisa setuju atau tidak setuju," kata Mate, yang juga penulis buku "The Myth of Normal".
Baca juga: Pangeran Harry Konsumsi Ayahuasca untuk Atasi Duka Kematian Ibunya
Ia menambahkan, kondisi tersebut tidak selalu dianggap sebagai penyakit melainkan respons normal seseorang terhadap stres yang tidak normal.
"Ketika seorang anak berada dalam lingkungan yang penuh tekanan, salah satu cara mereka mengatasinya, mereka mengalihkan perhatian mereka, mereka melepaskan diri dari stres, dan saya pikir ada banyak stres dalam hidup Anda," tambahnya.
Disampaikan pula jika ADD bisa disembuhkan khususnya jika suami Meghan Markle itu mengenali trauma dan dampaknya.
Attention Deficit Disorder (ADD) adalah istilah yang digunakan untuk orang yang mengalami kesulitan konsentrasi tanpa adanya gejala Attention Deficit Hyperactivity Hisorder (ADHD), seperti impulsif atau hiperaktif.
Baca juga: Apa Perbedaan ADHD dan ADD?
Gejala ADD yang lazim ditemukan antara lain:
Penderita ADD juga tidak ingin melakukan hal-hal yang memakan waktu lama, gagal mengikuti instruksi dan mudah teralihkan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.