Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Attention Deficit Disorder, Gangguan Konsentrasi yang Diderita Pangeran Harry

Kompas.com - 07/03/2023, 10:44 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Pangeran Harry didiagnosis menderita Attention Deficit Disorder (ADD) oleh Dr Gabor Maté, terapis sekaligus pakar trauma asal Kanada.

Kesimpulan klinis itu terungkap dalam wawancara ketika keduanya sedang membahas memoar "Spare", yang ditayangkan secara online.

"Suka atau tidak suka, saya telah mendiagnosis Anda dengan ADD. Anda bisa setuju atau tidak setuju," kata Mate, yang juga penulis buku "The Myth of Normal".

Baca juga: Pangeran Harry Konsumsi Ayahuasca untuk Atasi Duka Kematian Ibunya

Ia menambahkan, kondisi tersebut tidak selalu dianggap sebagai penyakit melainkan respons normal seseorang terhadap stres yang tidak normal.

"Ketika seorang anak berada dalam lingkungan yang penuh tekanan, salah satu cara mereka mengatasinya, mereka mengalihkan perhatian mereka, mereka melepaskan diri dari stres, dan saya pikir ada banyak stres dalam hidup Anda," tambahnya.

Disampaikan pula jika ADD bisa disembuhkan khususnya jika suami Meghan Markle itu mengenali trauma dan dampaknya.

Apa itu ADD?

Attention Deficit Disorder (ADD) adalah istilah yang digunakan untuk orang yang mengalami kesulitan konsentrasi tanpa adanya gejala Attention Deficit Hyperactivity Hisorder (ADHD), seperti impulsif atau hiperaktif.

Baca juga: Apa Perbedaan ADHD dan ADD?

Gejala ADD yang lazim ditemukan antara lain:

  • Mudah terganggu konsentrasinya
  • Kesulitan mengikuti petunjuk
  • Kesulitan untuk tetap pada tugas
  • Sering lupa
  • Kehilangan barang-barang pribadi seperti kunci atau buku
  • Tidak memperhatikan detail
  • Sulit mempertahankan sesuatu terorganizir
  • Rentang perhatian pendek

Penderita ADD juga tidak ingin melakukan hal-hal yang memakan waktu lama, gagal mengikuti instruksi dan mudah teralihkan.

Sulit konsentrasi?shutterstock Sulit konsentrasi?
Anak-anak yang mengalami keluhan ini biasanya sering terlihat bosan atau tidak tertarik dengan aktivitas belajar di sekolah.

Mereka juga cenderung melamun, pelupa, mengerjakan tugas sekolah dengan lambat dan kerap menyerahkan pekerjaan yang belum selesai.

Baca juga: 4 Efek Positif Melamun, Termasuk Mengurangi Stres

Berbagai keluhan ini lalu bisa masalah baik di rumah maupun di sekolah atau di tempat kerja secara berkelanjutan, menjadi signifikan dan menyebabkan kecacatan.

Gejala ADD bisa berlaku sama pada anak-anak, remaja dan dewasa namun juga bisa berubah seiring waktu.

Anak-anak mungkin lebih mungkin dipengaruhi oleh gejala hiperaktif khususnya ketika berada di ruang kelas.

Sedangkan orang dewasa yang menderita ADD biasanya kerap mengalami gejala seperti kurangnya perhatian, sulit mengingat informasi, dan sulit hidup teratur.

Baca juga: 8 Pengakuan Sensasional Pangeran Harry di Memoar Terbaru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com