KOMPAS.com - Penyakit autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh tidak bisa membedakan antara sel-sel baik dan sel-sel jahat, seperti bakteri dan virus.
Akibatnya, protein autoantibodi yang dilepaskan sistem kekebalan tubuh dapat menyerang sel-sel baik.
Melansir laman Everyday Health, kelainan autoimun dapat memengaruhi berbagai organ tubuh. Salah satu organ yang sering terkena gangguan autoimun adalah kulit.
Terdapat banyak jenis kelainan autoimun kulit dengan kasus yang banyak terjadi, antara lain psoriasis, dermatomiositis, skleroderma, epidermolisis bulosa, dan pemfigoid.
Kelainan autoimun kulit membuat protein antibodi menyerang sel kulit, biasanya pada lapisan epidermis dan dermis.
Gejala autoimun kulit dapat berupa kulit gatal, kulit bersisik, kulit kering dan pecah-pecah, radang kulit, ruam kecil, luka terbuka, dan luka lepuh.
Baca juga: Penyebab Ruam di Kulit Bayi Menurut Dokter dan Cara Mengatasinya
Pada kasus psoriasis, misalnya, menyebabkan sistem kekebalan tubuh menjadi terlalu aktif dan mempercepat pertumbuhan sel kulit.
Sementara itu, pada kasus skleroderma ditandai dengan penebalan dan pengerasan kulit, serta dapat menyerang otot, tulang, dan organ dalam pada kasus yang sistemik.
Kemudian, dermatomiositis adalah kelainan autoimun kulit yang mengakibatkan otot menjadi lemah, kaku, dan nyeri.
Lalu, dalam kasus epidermolisis bulosa ditandai dengan kulit melepuh berisi cairan yang dapat dipicu dari kebiasaan menggaruk kulit dan peningkatan suhu ruangan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.