KOMPAS.com - Orangtua yang memiliki problem dan ketegangan dengan anak-anak mereka yang sudah dewasa kerap merasa sedih, cemas, frustasi, dan hampa di dalam dirinya.
"Ketika saya melatih para orangtua yang sedang berjuang dengan anak-anak yang sudah kian dewasa dan reaktif dan menjadi menyakitkan, sebuah pertanyaan sering muncul: Mengapa mereka memperlakukan orangtua-nya seperti sampah?"
Demikian kata Jeffrey Bernstein, Ph.D., yang adalah pelatih dan psikolog orangtua, dengan pengalaman lebih dari 30 tahun dalam memberikan konseling dan pembinaan anak, remaja, pasangan, dan keluarga.
Menurut Bernstein, ada sejumlah alasan yang menyebabkan sikap negatif dan hubungan yang tegang antara anak-anak yang sudah dewasa.
Baca juga: 6 Pertanyaan Anak Saat Orangtua Bercerai
"Sebelum kita melihat tiga di antaranya, mari kita ingat bahwa tidak ada orangtua yang sempurna."
"Mungkin yang paling membuat frustasi banyak orangtua adalah bahwa di balik intensitas cara mereka berkomunikasi-mungkin membuat komentar yang mengganggu dan tak menunjukkan keterampilan mendengarkan," kata Bernstein.
Berita yang menggembirakan adalah bahwa berapa pun usia anak kita yang sudah dewasa, memiliki pola pikir yang "bersedia berkembang" menjadi cara terbaik untuk membangun hubungan.
Sekarang mari kita lihat tiga alasan utama mengapa anak yang sudah dewasa memperlakukan orangtua dengan buruk.
Ketegangan emosi antara orangtua dan anak yang sudah dewasa dapat terjadi karena berbagai alasan.
Misalnya karena perbedaan nilai, konflik atas kejadian di masa lalu, atau kesulitan untuk melepaskan peran dan dinamika lama.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.